Indonesia Re Perkuat Komitmen Penerapan ESG dalam Operasional Perusahaan
PT Reasuransi Indonesia Utama (Persero) atau Indonesia Re memiliki komitmen kuat terhadap penerapan Environmental, Social, and Governance (ESG) di lingkungan perusahaan yang tidak hanya berdampak langsung, tetapi juga tidak langsung terhadap para pemangku kepentingan.
Komitmen terhadap prinsip ESG ini selaras dengan delapan misi pemerintahan Presiden Prabowo atau Asta Cita. Misi tersebut mencakup kemandirian pertahanan dan ekonomi; reformasi birokrasi dan digitalisasi; serta pelestarian lingkungan melalui transisi energi hijau.
Sebagai bentuk internalisasi nilai-nilai keberlanjutan, Indonesia Re menggelar kegiatan sosialisasi ESG secara daring yang diikuti oleh seluruh manajemen dan karyawan Indonesia Re Group.
Kepala Divisi TJSL & ESG Indonesia Re, Mardian Adhitya, dalam sambutannya menekankan bahwa ESG bukan sekedar tren global atau pemenuhan regulasi, melainkan harus menjadi komitmen bersama yang terinternalisasi hingga ke individu.
"Keberhasilan ESG hanya dapat dicapai bila menjadi budaya bersama. Di lingkungan BUMN, penting untuk bersinergi, berbagi praktik baik, dan bergerak bersama menuju keberlanjutan," ujar dia dalam pernyataannya, Rabu (21/5).
Ia juga memaparkan sejumlah inisiatif konkret yang telah dijalankan Indonesia Re, seperti pemasangan panel surya, dan investasi pada green bond. Indonesia Re juga telah membentuk tim Workstream ESG lintas divisi yang bertujuan untuk meningkatkan peran Indonesia Re dalam kaitannya dengan isu-isu keberlanjutan di market asuransi/reasuransi nasional dan regional pada pengembangan produk reasuransi berbasis lingkungan dan berkelanjutan serta penyesuaian kebijakan underwriting untuk risiko yang dipengaruhi oleh perubahan iklim, kondisi global market, serta sasaran dan target pemerintah terkait ESG dan Keberlanjutan.
Pada acara ini juga dipaparkan arah kebijakan ESG perusahaan yang mencakup roadmap penurunan emisi karbon hingga 2030, serta kebijakan umum terkait efisiensi energi, air, dan penggunaan material ramah lingkungan. Ia juga menekankan pentingnya penerapan manajemen risiko berbasis ESG sebagai salah satu pilar utama strategi keberlanjutan Perusahaan.
Di mana dalam hal ini perusahaan harus mengintegrasikan faktor-faktor lingkungan dan sosial dalam penilaian risiko serta pengembilan Keputusan.
"Integrasi ESG ke dalam produk dan layanan menjadi kunci daya saing sekaligus kontribusi nyata terhadap masa depan Indonesia dan dunia. Kami mendorong kolaborasi lintas sektor, termasuk dengan klien, regulator, dan sesama BUMN," kata Mardian.
Mardian menyoroti pentingnya sinergi antar-BUMN dalam mempercepat transisi menuju ekonomi rendah karbon. Menurutnya, tantangan yang dihadapi sebagian besar BUMN relatif serupa, sehingga pertukaran praktik baik dan kolaborasi menjadi solusi strategis untuk mencapai target keberlanjutan nasional.
Sosialisasi ini menjadi langkah awal menuju proses ESG Rating Assessment yang akan dijalankan Indonesia Re dalam waktu dekat. Selain mengukur kemajuan internal, langkah ini bertujuan mendorong penciptaan standar ESG bersama di ekosistem BUMN, sejalan dengan Indonesia Sustainable Finance Roadmap dan target pengurangan emisi gas rumah kaca nasional.
Sebagai wujud komitmen berkelanjutan, Indonesia Re sebelumnya telah meraih penghargaan Gold Pilar Sosial dalam ajang TJSL & CSR Award 2024 yang diselenggarakan oleh BUMN Track.
Direktur Utama Indonesia Re, Benny Waworuntu, juga memperoleh penghargaan Strong Commitment CEO on Social Program of CSR, menegaskan konsistensi perusahaan dalam mendukung program sosial, khususnya dibidang pendidikan.Melalui kegiatan ini, Indonesia Re berharap dapat menjadi katalisator dalam membangun ekosistem bisnis BUMN yang lebih bertanggung jawab, adaptif, dan berkelanjutan.









