Pasar Skincare Lokal Tembus Rp160 Triliun, Ada 1.292 Pelaku Usaha

Pasar Skincare Lokal Tembus Rp160 Triliun, Ada 1.292 Pelaku Usaha

Ekonomi | okezone | Sabtu, 17 Mei 2025 - 20:10
share

JAKARTA – Industri kecantikan Indonesia terus menunjukkan pertumbuhan yang luar biasa. Berdasarkan data Direktorat Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (Ditjen IKMA) Kementerian Perindustrian, nilai pasar kosmetik lokal diperkirakan mencapai USD9,7 miliar atau setara Rp160 triliun (kurs Rp16.550 per USD) pada tahun ini, dengan proyeksi pertumbuhan rata-rata sebesar 4,33 per tahun hingga 2030.

Seiring dengan lonjakan permintaan, jumlah pelaku usaha di sektor ini juga meningkat signifikan. Statistik menunjukkan bahwa antara 2020 hingga 2024, jumlah pelaku industri kosmetik melonjak lebih dari 77, dari 726 menjadi 1.292 usaha.

Menariknya, sekitar 83 di antaranya merupakan pelaku usaha mikro dan kecil, yang menjadi tulang punggung industri kecantikan nasional. Dikutip dari Instagram Ditjen IKMA, Sabtu (17/5/2025). 

Salah satu kekuatan utama industri kecantikan lokal terletak pada penggunaan bahan alami yang bersumber dari kekayaan hayati Indonesia. Sebagai salah satu negara dengan megabiodiversitas terbesar di dunia, Indonesia memiliki potensi luar biasa dalam penyediaan bahan baku herbal seperti lidah buaya, kunyit, jahe, daun kelor, hingga berbagai rempah-rempah. Bahan-bahan ini tidak hanya dikenal bermanfaat untuk kesehatan kulit, tetapi juga ramah lingkungan dan aman untuk penggunaan jangka panjang.

Tak heran, tren kosmetik berbasis herbal semakin diminati konsumen karena mengandung sedikit bahan kimia buatan, sejalan dengan gaya hidup sehat dan peduli lingkungan. Produk-produk ini tidak hanya merawat kulit secara alami, tetapi juga mendukung pelestarian alam dan memperkuat warisan budaya lokal.

 

Sejumlah pelaku industri kecil menengah telah berhasil mengembangkan produk kosmetik herbal yang inovatif dan kompetitif. Contohnya, Semeloto Indonesia, produsen asal Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, memanfaatkan bahan lokal seperti kunyit, sirih, dan asam jawa. Produk mereka dikembangkan dari resep tradisional masyarakat Sumbawa dan diproduksi melalui kerja sama dengan petani lokal dalam kerangka bisnis berkelanjutan.

Kosmetik herbal bukanlah sekadar tren sesaat. Produk ini mencerminkan gaya hidup sehat yang mengedepankan kepedulian terhadap lingkungan dan pelestarian budaya. Sebagian besar diproduksi oleh pelaku usaha kecil menengah yang turut memberdayakan petani dan komunitas lokal.

Mari dukung industri kecantikan lokal: rawat kulit secara alami, dan mulai gaya hidup yang lebih sehat dan berkelanjutan.

Topik Menarik