Dua Pentolan BRICS Sepakat Dukung Perdagangan Bebas di Tengah Tarif Trump
Dua negara pendiri BRICS yakni China dan Brasil mengikat janji untuk membela perdagangan bebas dan multilateralisme. Keduanya juga menandatangani serangkaian perjanjian di Beijing untuk memperkuat hubungan mereka di tengah ketidakpastian global yang dipicu oleh tarif impor Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump.
Presiden China, Xi Jinping mengatakan kepada Presiden Brasil, Luiz Inacio Lula da Silva bahwa, dua negara harus dengan tegas menolak unilateralisme, proteksionisme, dan "tindakan perundungan". Pertemuan kedua pemimpin negara ini dilaporkan oleh kantor berita resmi Xinhua.
Lula mengatakan, hubungan antara kedua negara lebih dari yang dibutuhkan. "China dan Brasil bertekad untuk menyatukan suara mereka melawan unilateralisme dan proteksionisme," kata pemimpin Brasil itu.
Lula berada di Beijing dalam kunjungan resmi selama empat hari, di mana Ia menghadiri forum tingkat tinggi di Beijing bersama pejabat-pejabat Amerika Latin dan Karibia lainnya, termasuk Presiden Chili Gabriel Boric dan Presiden Kolombia Gustavo Petro.
Xi dan Lula menyaksikan, 20 kesepakatan yang ditandatangani kedua belah pihak, termasuk kesepakatan yang sangat dinantikan untuk lebih banyak ekspor pertanian Brasil ke China.
Selain itu penggunaan mata uang lokal, kesepakatan sektor tambang, dan energi nuklir yang berkelanjutan juga tercapai. Dalam pernyataan bersama mengenai krisis Ukraina, kedua belah pihak menyatakan bahwa dialog adalah satu-satunya cara untuk mengakhiri konflik antara Rusia dan Ukraina dan mereka berharap hal itu segera dimulai.
Pertemuan pada pertengahan Mei ini menjadi ketiga kalinya buat Xi dan Lulu sejak pemimpin Brasil itu kembali berkuasa pada tahun 2023. Ditekankan juga olehnya bahwa hubungan yang terjalin semakin hangat antara perekonomian terbesar di Amerika Latin dan China, yang merupakan mitra dagang terbesar Brasil.
Sementara itu kabar baik lainnya Washington dan Beijing pada akhir pekan mencapai kesepakatan untuk sementara memangkas tarif setelah pembicaraan antara pejabat China dan AS di Jenewa.
Pertagas Perkuat Infrastruktur Midstream Dorong Monetisasi Lapangan Gas di Indonesia Timur
Lula terus berusaha untuk meningkatkan ekspor raksasa komoditas Amerika Selatan ke China, pasar ekspor terbesarnya, dan menarik investasi China.
Perdagangan dan Investasi
Dalam pernyataan bersama lainnya yang dirilis pada hari Selasa, kedua negara menyatakan bahwa mereka mengakui pentingnya terus mengembangkan hubungan ekonomi dan perdagangan bilateral, dan berjanji untuk memperkuat kerja sama di bidang pertanian, ilmu pengetahuan, dan inovasi.Menjelang kunjungan Lula, Beijing menghentikan pembatasan pengiriman kedelai Brasil dari lima perusahaan yang sebelumnya ditangguhkan karena masalah fitosanitasi saat China berusaha untuk mengalihkan ketergantungannya dari impor AS.
China, yang membeli lebih dari 60 kedelai yang diperdagangkan secara global, mengimpor lebih dari 70 kebutuhannya dari Brasil.
Dalam sebuah forum bisnis yang dihadiri oleh Lula di Beijing, agen promosi perdagangan dan investasi Brasil mengatakan, bahwa mereka telah menarik investasi China ke Brasil sekitar 27 miliar real (USD4,8 miliar). Produsen mobil China Great Wall Motor (GWM), raksasa pengiriman Meituan, dan perusahaan energi, logam, dan minuman China, termasuk CGN Power, Envision, Mixue, dan Baiyin Nonferrous Group, mengumumkan investasi di Brasil senilai dua miliar hingga enam miliar real.
Kesepakatan tersebut mencakup berbagai kategori, termasuk bahan bakar penerbangan berkelanjutan, kendaraan listrik, semikonduktor, insulin, dan biji kopi. Pada bulan November lalu di Brasilia, Xi dan Lula meningkatkan status hubungan diplomatik mereka dan menandatangani lebih dari tiga lusin perjanjian untuk bekerjasama dalam bidang infrastruktur, energi, agribisnis, dan sektor strategis lainnya.
Mereka akan bertemu lagi di Rio de Janeiro pada puncak pertemuan BRICS di bulan Juli, dengan kehadiran Xi yang sudah dikonfirmasi. Xi juga diharapkan mengunjungi Brasil pada agenda puncak yang membahas iklim bersamax PBB pada bulan November, yang diharapkan dihadiri sekitar 1.000 pemimpin bisnis Tiongkok.