Ekonom Senior Ungkap Koperasi Merah Putih Berisiko Gagal Total jika Tak Lakukan Hal Ini, Apa Itu?

Ekonom Senior Ungkap Koperasi Merah Putih Berisiko Gagal Total jika Tak Lakukan Hal Ini, Apa Itu?

Ekonomi | inews | Senin, 12 Mei 2025 - 14:51
share

JAKARTA, iNews.id - Pemerintah akan segera meresmikan pembentukan Koperasi Merah Putih. Rencananya, koperasi tersebut diluncurkan pada 28 Oktober mendatang dan berada di bawah Kementerian Koordinator Pangan.

Merespons hal ini, Ekonom Senior INDEF Didik J Rachbini menjelaskan pada dasarnya Koperasi Merah Putih merupakan pilar ekonomi kerakyatan di Indonesia. Keberadaan koperasi ini memiliki peran strategis dalam membangun kemandirian ekonomi nasional. 

Meski begitu, ada tantangan dalam pengembangan ini yang berisiko pada gagalnya proyek. Sebab, koperasi tidak bisa dikelola secara konvensional sehingga membutuhkan profesionalisme pengurus dan manajer koperasi yang kompeten.

"Salah satu kunci utama kesuksesan koperasi adalah profesionalisme pengurus dan manajer koperasi, yang ditunjukkan oleh sertifikasi dan standar kualitas  manajer yang berkualitas dan sistem manajemen yang sehat," ucap dia dalam keterangan tertulis kepada iNews.id, Senin (12/5/2025).

Ia pun menyarankan pemerintah untuk melakukan sertifikasi kompetensi manajemen untuk pengurus serta manajemennya. Sebab, dengan adanya sertifikasi tersebut program Koperasi Merah Putih dinilai akan berjalan sukses.

"Urgensi sertifikasi bagi pengurus dan manajer koperasi merupakan faktor kunci keberhasilan program koperasi merah putih, sekaligus menjadi faktor krusial dan kritis, yang menentukan berhasil atau tidaknya program ini," ucap dia.

Didik menjelaskan, sertifikasi dapat memberikan banyak keuntungan. Pertama, meningkatkan kepercayaan anggota, mitra usaha, dan lembaga keuangan  Kedua, sertifikasi kompetensi dapat menjamin pengelolaan koperasi sesuai prinsip tata kelola yang baik. Ketiga, sertifikasi kompetensi dapat menghindari praktik manajemen yang buruk, penyalahgunaan keuangan, dan konflik internal.

"Jika ingin mengembangkan lebih jauh, sertifikasi ini akan mempermudah akses koperasi terhadap pendanaan dari perbankan atau lembaga keuangan lainnya. Tanpa sertifikasi dan peningkatan kapasitas, pengurus dan manajer akan kesulitan membuat pengembangan bisnis yang bankable, laporan keuangan yang akuntabel, serta strategi usaha yang berkelanjutan. Akibatnya, koperasi Merah Putih berisiko stagnan, bahkan gagal total," ucap dia.

Selain itu, Rektor Universitas Paramadina ini menjelaskan bahwa dengan sertifikasi Koperasi merah putih bisa mendapat kredit dari perbankan.  Sebab, kepercayaan dari manajemen dapat memperlihatkan sebuah profesionalisme suatu lembaga.

"Jadi, koperasi pemula yang mendapat bantuan pemerintah mengelola bisnis yang mudah di awal dengan membangun kemitraan strategis dengan pelaku industri, UMKM, atau lembaga pelatihan untuk memperkuat jejaring bisnis dan daya tawar di mata bank," ucapnya.

"Transformasi koperasi ke arah profesionalisme adalah kunci agar koperasi menjadi institusi ekonomi rakyat yang kuat, berdaya saing, dan dipercaya oleh lembaga keuangan. Saatnya koperasi bangkit dengan standar baru yang lebih tinggi, modern, dan akuntabel," kata Didik.

Topik Menarik