4 Fakta Tupperware Angkat Kaki Setelah 33 Tahun Beroperasi di Indonesia
JAKARTA - Tempat penyimpanan makanan dan minuman, Tupperware menghentikan produksi dan aktivitas bisnisnya di Indonesia. Padahal, peralatan rumah tangga ini sudah beroperasi selama 33 tahun.
"33 tahun bukanlah waktu yang singkat. Dalam kurun waktu itu, Tupperware telah menjadi bagian dari dapur, meja makan, dan momen berharga keluarga Indonesia," tulis Manajemen perusahaan Tupperware.
Oleh karena itu, kabar Tupperware tutup sangat mengejutkan. Okezone pun merangkum fakta-fakta menarik terkait 33 tahun Tupperware, Sabtu (19/4/2025):
1. Alasan Tupperware Tutup
Manajemen Tupperware menjelaskan alasan penghentian operasionalnya. Menurut mereka, keputusan untuk berhenti berbisnis di Indonesia adalah bagian dari kebijakan perusahaan pusat yang memilih untuk mengakhiri aktivitas di banyak negara.
"Keputusan ini adalah bagian dari langkah global perusahaan," tulis Tupperware.
2. Tupperware Pamit
Pemberhentian produksi pembuatan Tupperware ini sudah dihentikan sejak 31 Januari 2025 lalu. Pihak Tupperware juga mengatakan ucapan terima kasih kepada Masyarakat Indonesia yang telah mendukung perjalanan bisnis perusahaan.
"Kenangan selama 33 tahun ini akan selalu menjadi bagian dari cerita indah kami. Terima kasih telah menjadikan Tupperware lebih dari sekedar produk, anda telah membuatnya menjadi bagian dari keluarga, momen, dan cerita yang penuh makna," ucap pihak Tupperware dikutip dari Antara.
3. Sejarah Tupperware
Nama produk Tupperware berasal dari nama belakang pendiri dan pemiliknya, Earl Silas Tupper. Ia adalah seorang ahli kimia sekaligus pebisnis kelahiran Amerika Selatan yang memulai produk berkualitas tinggi yang beberapa dekade kemudian dikenal sebagai Tupperware. Tupper bekerja di sebuah perusahaan yang berfokus pada penelitian dan inovasi sejak usia 21 tahun. Dia telah bekerja di tempat itu selama cukup lama.
Ia menemukan cara untuk mengubah ampas biji hitam polyethylene, bahan dasar pembuat plastik, menjadi plastik yang fleksibel, kuat, tidak berminyak, bening, aman, ringan, dan tidak berbau selama bekerja di perusahaan tersebut. Pada tahun 1938, Tupper meninggalkan pekerjaannya dan mendirikan Earl S. Tupper Company, yang mematenkan produknya dengan nama Poly-T.
Tak lama kemudian, ia mendapat ide untuk membuat wadah kedap udara yang mirip kaleng cat plastik untuk menyimpan makanan. Ia percaya hal ini dapat membantu keluarga Amerika mengurangi pemborosan makanan. Pada tahun 1946, idenya menjadi kenyataan dengan diluncurkannya produk Tupperware yaitu Wonderlier Bowl dan Bell Tumbler. Produknya laris manis karena banyak keluarga di Amerika Serikat harus menghemat uang dan makanan setelah perang dunia kedua.
4. Tupperware di Indonesia
distribusi produk Tupperware berada di bawah PT Tupperware Indonesia yang berkantor pusat di Cilandak, Jakarta Selatan. Menurut beberapa sumber, Tupperware Brands Corporation (TUP) saat ini memiliki saham setidaknya 82 organisasi atau perusahaan, 23,46 saham perusahaan bernilai USD6 juta dimiliki oleh institusional ini. Sejumlah investor besar termasuk BlackRock Fund Advisors, The Vanguard Group, Millennium Management, dan Allspring Global Investments, yang memiliki kepemilikan saham yang bervariasi, menunjukkan bahwa Tupperware telah menjadi entitas investasi global.
Selama ini, Tupperware dianggap sebagai salah satu perusahaan multilevel marketing (MLM) terbesar di Indonesia. Pelanggan dapat menjadi mitra bisnis Tupperware dan memasarkan produk secara langsung melalui strategi MLM ini, jaringan luas yang memungkinkan setiap mitra untuk berkembang dan memperoleh keuntungan dari penjualan tim dan pribadi.Tupperware Indonesia juga dikenal aktif memberdayakan perempuan melalui jaringan penjualan langsungnya.