Balas Amukan Trump, China Gebuk AS dengan Tarif 84

Balas Amukan Trump, China Gebuk AS dengan Tarif 84

Ekonomi | sindonews | Kamis, 10 April 2025 - 07:23
share

China kembali bersumpah berjuang sampai akhir menghadapi perang dagang dengan Amerika Serikat (AS) dengan menaikkan tarif impor barang-barang dari Amerika menjadi 84 mulai Kamis (10/4).

Beijing juga menambahkan serangkaian tindakan balasan setelah Presiden AS Donald Trump menaikkan total tarif impor dari China menjadi 104. Beijing mengatakan mereka akan mengajukan tuntutan tambahan terhadap AS di Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) dan melakukan pembatasan lebih lanjut pada perdagangan perusahaan-perusahaan Amerika dengan perusahaan-perusahaan China.

"Jika AS bersikeras meningkatkan pembatasan ekonomi dan perdagangannya, China memiliki kemauan kuat dan sarana yang berlimpah untuk mengambil tindakan balasan yang diperlukan dan berjuang sampai akhir," tulis Kementerian Perdagangan dalam sebuah pernyataan dikutip dari AP, Kamis (10/4).

Pemerintah China menolak untuk mengatakan apakah mereka akan bernegosiasi dengan Gedung Putih, seperti yang telah dilakukan oleh banyak negara lain. China sebelumnya telah mengumumkan tarif 34 untuk semua barang yang diimpor dari AS, kontrol ekspor mineral tanah jarang dan banyak tindakan lain.

Trump kemudian mengenakan tarif tambahan 50 untuk barang-barang dari China, dan mengatakan bahwa negosiasi dengan mereka telah dihentikan termasuk menambahkan 11 perusahaan Amerika ke dalam daftar entitas yang tidak dapat diandalkan dan melarang perusahaan-perusahaan China menjual barang-barang kepada mereka.

Di antara perusahaan-perusahaan tersebut adalah American Photonics dan SYNEXXUS, yang keduanya bekerja sama dengan militer Amerika. Sejauh ini, China belum terlihat tertarik untuk melakukan tawar-menawar.

"Jika AS benar-benar ingin menyelesaikan masalah melalui dialog dan negosiasi, mereka harus mengadopsi sikap kesetaraan, rasa hormat dan saling menguntungkan," ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri, Lin Jian pada hari Rabu.

Surat kabar tersebut mengatakan bahwa AS belum memenuhi janji-janji yang dibuatnya dalam kesepakatan perdagangan fase 1 yang disepakati selama masa jabatan pertama Trump. Sebagai contoh, Undang-Undang AS yang akan melarang TikTok kecuali jika dijual oleh perusahaan induk di China melanggar janji bahwa tidak akan menekan pihak lain untuk mentransfer teknologi kepada individu-individu mereka.

Trump menandatangani perintah untuk mempertahankan TikTok tetap berjalan selama 75 hari lagi minggu lalu setelah terjadi kesepakatan potensial untuk menjual aplikasi tersebut kepada pemilik di Amerika dibekukan. Perwakilan ByteDance menelepon Gedung Putih mengisyaratkan bahwa Cina tidak akan lagi menyetujui kesepakatan tersebut sampai ada negosiasi tentang perdagangan dan tarif.

Dikatakan bahwa China mengalami defisit perdagangan jasa dengan AS sebesar USD26,57 miliar pada 2023, yang terdiri dari industri seperti asuransi, perbankan, dan akuntansi. Tarif Trump dirancang untuk menutup defisit perdagangan dengan negara-negara asing, tetapi tarif tersebut hanya dihitung berdasarkan perdagangan barang fisik dan berwujud.

"Sejarah dan fakta membuktikan bahwa kenaikan tarif Amerika Serikat tidak akan menyelesaikan masalah," ujar kementerian perdagangan China. "Sebaliknya, hal itu akan memicu fluktuasi tajam di pasar keuangan, mendorong tekanan inflasi AS, melemahkan basis industri AS, dan meningkatkan risiko resesi ekonomi AS, yang pada akhirnya hanya akan menjadi bumerang bagi dirinya sendiri."

Topik Menarik