Rupiah Hari Ini Ditutup Loyo ke Level Rp16.358 per Dolar AS

Rupiah Hari Ini Ditutup Loyo ke Level Rp16.358 per Dolar AS

Ekonomi | inews | Senin, 10 Februari 2025 - 16:21
share

JAKARTA, iNews.id - Nilai tukar rupiah ditutup melemah 75 poin atau 0,46 persen ke level Rp16.358 per dolar AS pada perdagangan hari ini, Senin (10/2/2025). Pergerakan nilai tukar sejalan dengan sentimen global dan domestik.

Pengamat mata uang, Ibrahim Assuaibi menuturkan, pelemahan rupiah juga disebabkan oleh sentimen eksternal, terkait Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengumumkan tarif baru sebesar 25 persen untuk semua impor baja dan aluminium. 

“Langkah ini telah meningkatkan kekhawatiran atas meningkatnya ketegangan perdagangan dan dampak potensialnya terhadap ekonomi global. Tarif balasan China atas barang-barang AS akan mulai berlaku hari ini, dan semakin berkontribusi pada sentimen yang lemah,” ucap Ibrahim dalam risetnya, Senin (10/2/2025). 

Adapun Trump mengatakan pada hari Minggu bahwa AS membuat kemajuan dengan Rusia untuk mengakhiri perang Ukraina, tetapi menolak memberikan rincian tentang komunikasi apa pun yang dia lakukan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin. 

Sanksi yang dijatuhkan pada perdagangan minyak Rusia pada tanggal 10 Januari mengganggu pasokan Moskow ke klien utamanya, China dan India.

Washington juga meningkatkan tekanan terhadap Iran minggu lalu, dengan Departemen Keuangan AS menjatuhkan sanksi baru terhadap beberapa individu dan kapal tanker yang membantu mengirimkan jutaan barel minyak mentah Iran per tahun ke China.

Sementara itu, investor menilai laporan inflasi Januari dari China. Indeks harga konsumen (IHK) naik moderat pada Januari, sementara indeks harga produsen (PPI) mengalami penurunan yang konsisten. Data ini menyoroti pelemahan berkelanjutan dalam belanja rumah tangga dan aktivitas industri, pendorong utama pertumbuhan ekonomi.

Dari sentimen domestik, pemerintah perlu mendorong geliat industri manufaktur untuk mendukung target pertumbuhan ekonomi tumbuh 5,2 persen pada tahun 2025. Hal tersebut sudah terlihat ada indikasi terjadi tren deindustrialisasi dalam beberapa tahun terakhir. Hal itu, perlu disikapi mengingat manufaktur merupakan penyerap tenaga kerja terbesar.

Jika industri manufaktur terus melemah, maka masyarakat akan kesulitan mencari pekerjaan. Akibatnya, makin banyak masyarakat yang bekerja di sektor informal. Sektor informal tentu sulit diharapkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat terutama dalam jangka menengah hingga panjang.

Tidak heran apabila daya beli masyarakat menurun, upah pekerja informal tidak sebanding dengan pekerja formal. Pertumbuhan ekonomi pun akan semakin melambat karena konsumsi rumah tangga masih menjadi pembentuk utama produk domestik bruto (PDB). Konsumsi rumah tangga sendiri dipengaruhi oleh daya beli masyarakat.

Harus diingat, indonesia saat ini mengalami tantangan struktural yang serius, di mana dapat dilihat dari sisi daya beli masyarakat yang terus tergerus dan pelemahan industri yang cukup serius, sehingga dibutuhkan paket kebijakan stimulus.

Berdasarkan data di atas, mata uang rupiah untuk perdagangan selanjutnya diprediksi bergerak fluktuatif dan ditutup melemah direntang Rp16.340-Rp16.410 per dolar AS.

Topik Menarik