Riset Oxfam: Kekayaan Miliarder Dunia Melonjak 3 Kali Lebih Cepat di 2024

Riset Oxfam: Kekayaan Miliarder Dunia Melonjak 3 Kali Lebih Cepat di 2024

Ekonomi | inews | Selasa, 28 Januari 2025 - 06:55
share

JAKARTA, iNews.id - Organisasi nirlaba asal London, Oxfam menyebut terdapat kesenjangan yang meningkat di dunia saat ini. Hal ini karena 'oligarki aristokrat' mengumpulkan kekayaan pada tingkat yang tak terduga.

Menurut laporan Oxfam yang diterbitkan menjelang Forum Ekonomi Dunia (WEF) di Davos berjudul " Takers Not Makers ", disebutkan bahwa kekayaan miliarder melonjak sebesar 2 triliun dolar AS atau setara Rp31,6 kuadriliun di tahun 2024. Angka ini tumbuh tiga kali lebih cepat dari tahun sebelumnya.

Sementara itu, 1 persen orang terkaya saat ini memiliki 45 persen kekayaan global, di mana 44 persen manusia hidup dengan kurang dari 6,85 dolar AS per hari, dan tingkat kemiskinan global hampir tidak berubah sejak tahun 1990.

"Kami menyajikan laporan ini sebagai peringatan keras bahwa orang-orang biasa di seluruh dunia sedang dihancurkan oleh kekayaan yang sangat besar dari segelintir orang," ujar Direktur Eksekutif Oxfam, Amitabh Behar dilansir dari DW , Selasa (28/1/2025).

Orang Kaya Semakin Kaya

Dalam laporan tersebut, Oxfam memprediksi triliuner pertama di dunia akan muncul dalam dekade berikutnya. Hal ini karena kekayaan 10 miliarder terkaya tumbuh rata-rata 100 juta dolar AS per hari, selama 10 tahun terakhir.

Pada tahun 2024, dunia menyaksikan munculnya 204 miliarder baru, dengan total kekayaan miliarder meningkat sebesar 2 triliun dolar AS.

Behar memperingatkan bahwa sistem ekonomi telah diciptakan untuk memberikan keuntungan bagi para miliarder di dunia.

"Para miliarder sekarang cukup mampu membentuk kebijakan ekonomi, kebijakan sosial, yang pada akhirnya memberi mereka semakin banyak keuntungan," katanya.

Laporan tersebut juga menunjukkan bahwa 1 dari 10 perempuan di seluruh dunia hidup dalam kemiskinan ekstrem, dengan penghasilan kurang dari 2,15 dolar AS sehari.

Oxfam menyebut, perempuan menyediakan 12,5 miliar jam kerja tak berbayar per hari, yang menambah sekitar 10,8 triliun dolar AS bagi ekonomi global, tiga kali lipat nilai industri teknologi global.

Topik Menarik