Didukung Inkubasi Bisnis Kemenag, Ponpes Al Huda Capai Kemandirian Ekonomi
LAMPUNG, iNews.id - Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren (Ditjen Pendidikan Islam) Kementerian Agama RI menjelajahi Pondok Pesantren Al Huda, Lampung Selatan, guna menggali potensi kemandirian ekonomi pesantren melalui usaha Air Minum Dalam Kemasan (AMDK).
Pondok Pesantren Al Huda yang terletak di Desa Jatimulyo, Kecamatan Jati Agung, berupaya mencapai kemandirian pesantren dengan merintis usaha AMDK. Program ini tidak hanya mengembangkan potensi ekonomi pesantren tetapi juga memberikan edukasi kewirausahaan kepada para santri. Dengan memanfaatkan sumber daya air lokal, usaha AMDK Al Huda diharapkan dapat menjadi sumber pendapatan yang berkelanjutan dan mendukung program Kemandirian Pesantren.
Dalam kunjungan tersebut, para santri turut menunjukkan proses produksi AMDK dari tahap pemilihan sumber air hingga pengemasan akhir. Menurut KH. Ahmad Habib selaku pengasuh Pondok Pesantren Al Huda, usaha AMDK ini menjadi model inkubasi bisnis yang memadukan dakwah dengan keterampilan praktis.
Kami ingin para santri memahami proses bisnis secara holistik, mulai dari manajemen produksi, riset pasar, hingga strategi pemasaran, katanya.
Proses Produksi AMDK Al Huda
1. Sumber dan pengambilan air yang digunakan berasal dari mata air terverifikasi, diproses dengan teknologi modern, dan melalui standar sanitasi yang ketat.
2. Pengemasan akhir botol-botol air yang telah diberi label dikemas dalam karton atau shrink wrap untuk memastikan kualitas tetap terjaga selama distribusi.
3. Distribusi dan pemasaran produk AMDK Al Huda didistribusikan ke agen, minimarket, dan pasar lokal di sekitar Lampung Selatan. Dengan kemasan dan branding yang khas, produk ini mudah dikenali masyarakat.
4. Pemantauan kualitas dan evaluasi kualitas produk terus dipantau secara berkala, dan sistem keluhan pelanggan diperhatikan untuk perbaikan produk dan layanan.
Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, Kementerian Agama, melalui program Kemandirian Pesantren, turut mendukung usaha seperti AMDK Al Huda.
"Ini adalah bagian dari Peta Jalan Kemandirian Pesantren yang bertujuan agar pesantren-pesantren di seluruh Indonesia dapat berdikari secara ekonomi, tanpa meninggalkan nilai-nilai keagamaan," ujar Basnang Said, Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kemenag.
Tahapan Program Inkubasi Bisnis Pesantren:
1. Pendaftaran dan seleksi calon peserta mendaftar melalui saluran yang disediakan oleh Kemenag, seperti website dan media sosial. Setelah seleksi, peserta yang lolos akan mengikuti pelatihan dasar kewirausahaan.
2. Pelatihan dan pengembangan kapasitas peserta menerima pelatihan kewirausahaan, manajemen bisnis, dan pemasaran. Mereka juga mendapatkan mentorship dan pendampingan teknis.
3. Akses modal dan kemitraan program ini memberikan bantuan modal dan memfasilitasi kemitraan dengan berbagai pelaku usaha. Peserta yang lulus juga akan dimasukkan dalam jaringan alumni untuk mendukung kolaborasi jangka panjang.
Pesantren Al Huda kini menjadi inspirasi bagi pesantren-pesantren lain dalam mengembangkan usaha mandiri. Program Kemandirian Pesantren dari Kemenag telah membuka peluang besar bagi pesantren untuk berkontribusi pada ekonomi lokal tanpa mengabaikan esensi keagamaan.
Dengan adanya usaha seperti AMDK Al Huda, pesantren diharapkan mampu menjadi pusat pemberdayaan masyarakat, menciptakan lapangan kerja, dan memberikan kontribusi nyata dalam pembangunan ekonomi daerah.