Rugi Rp1,6 Triliun, Garuda Bakal Buka Rute Internasional Baru?
JAKARTA, iNews.id - PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) mencatatkan rugi usaha Rp1,6 triliun di semester I 2024. Lantas, apakah maskapai plat merah ini akan tetap membuka rute internasional baru?
Dalam laporan keuangan audited Senin (30/9), pendapatan usaha maskapai penerbangan pelat merah ini meningkat 18,2 persen year-on-year (yoy) menjadi 1,62 miliar dolar AS atau setara Rp26,5 triliun (kurs Jisdor BI pada 28 Juni 2024, Rp16.394 per 1 dolar AS).
Angka terdiri atas penerbangan berjadwal 1,27 miliar dolar AS, dan penerbangan tidak berjadwal mencapai 177,96 juta dolar AS. GIAA juga menerima pendapatan lainnya mencapai 167,57 juta dolar AS.
Jadi akan buka rute internasional baru atau tidak? Klik halaman selanjutnya untuk membaca>>>>
Manajemen mengakui terus memperhatikan kondisi pasar transportasi udara dengan fokus terhadap rute domestik. Maka dari itu, manajemen akan lebih selektif terhadap rute mancanegara.
“Fokus utama pada rute domestik dan selektif rute internasional yang memberikan hasil yang positif,” ucap manajemen dalam laporan keuangan audited di keterbukaan informasi, Senin (30/9).
Tak hanya itu, GIAA juga mendorong optimalisasi armada melalui penyesuaian atas armada yang ada saat ini. Manajemen mengungkap bahwa dari total 210 pesawat pada 2019, terjadi penurunan drastis pada 2021-2022 akibat pandemi.
“Sekarang mulai menjadi 159 pesawat sampai dengan tahun 2026,” tutur dia.
Sinergi perencanaan penerbangan juga menjadi perhatian GIAA dengan menerapkan harga yang dinamis dan sesuai rencana. Perusahaan juga mendorong efisiensi terhadap seluruh komponen biaya yang ada, hingga mendukung restrukturisasi untuk anak usaha.
Sebagai pengingat, GIAA mendapat suntikan sejumlah Rp7,5 triliun, dan Rp725 miliar dari Penyertaan Modal Pemerintah Republik Indonesia (PMN) dan PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA).
Ini merupakan pencapaian perusahaan terhadap langkah restrukturisasi sederet utang yang menumpuk, hingga akhirnya mendapatkan putusan homologasi pada 27 Juni 2022.
“Keberhasilan restrukturisasi utang dan pendanaan tambahan dari PMN, memberikan dampak positif kepada Perusahaan, baik terhadap kinerja keuangan dan operasi.” ujar manajemen.