Rupiah Sepekan Menguat Tembus Rp15.125, Ini Faktor Pendorongnya
JAKARTA, iNews.id - Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS pada sepekan perdagangan 23-27 September 2024 kemarin bergerak terus menguat. Bahkan, rupiah spot pekan ini ditutup menguat 0,26 persen pada level Rp15.125 per dolar AS.
Tercatat, dalam sepekan rupiah menguat 0,16 persen dibandingkan penutupan di awal pekan di Rp15.165. Sementara itu, rupiah Jisdor Bank Indonesia (BI) ditutup menguat 0,22 persen pada level Rp15.171 per dolar AS, Jumat (27/9).
Namun secara mingguan, rupiah jisdor melemah ke 0,25 persen. Rupiah menguat bersama dengan yen Jepang, dolar Taiwan, ringgit Malaysia, won Korea, dolar Hong Kong, serta baht Thailand.
Sedangkan peso Filipina, rupee India, yuan China, dan dolar Singapura melemah terhadap the greenback. Bersamaan dengan penguatan rupiah, indeks dolar AS (DXY) justru juga menguat ke titik 100,714 dengan kenaikan sebesar 0,19 persen.
Apa faktor pendorong penguatan kurs rupiah terhadap dolar AS? Klik halaman selanjutnya>>>>
Pengamat Pasar Uang, Ibrahim Assuaibi mengatakan, dolar AS melemah pada Jumat (27/9) karena dipengaruhi Greenback yang mulai memangkas kerugian setelah data menunjukkan klaim pengangguran mingguan AS turun 4.000 ke level terendah empat bulan sebesar 218 ribu, di bawah perkiraan 225.000.
"Laporan lain menunjukkan laba perusahaan meningkat pada kecepatan yang lebih kuat daripada yang diperkirakan sebelumnya pada kuartal II. Sementara produk domestik bruto tumbuh pada 3 persen yang tidak direvisi," kata Ibrahim dalam risetnya, Jumat (27/9).
Lebih lanjut, penguatan nilai tukar rupiah pada perdagangan hari Jumat bersamaan dengan rilis data produk domestik bruto (PDB) AS kuartal dua 2024 yang tetap secara tahunan serta penantian rilis data inflasi PCE AS periode Agustus 2024 malam hari ini.
Data terbaru menunjukkan bahwa ekonomi AS tumbuh lebih cepat dari perkiraan sebelumnya. Pada 2023, PDB AS direvisi naik menjadi 2,9 persen dari perkiraan awal 2,5 persen, sementara pertumbuhan pada 2022 juga direvisi naik menjadi 2,5 persen.
Geliat Klaster Pasar Bunga Bratang
Sebelumnya, BI sudah menyampaikan perkembangan indikator stabilitas nilai rupiah dalam sepekan. BI berkomitmen terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk mendukung ketahanan eksternal ekonomi Indonesia.
Adapun BI juga mencatat terjadi aliran modal asing keluar bersih dari pasar keuangan domestik mencapai Rp9,73 triliun selama periode transaksi 23-26 September 2024.
Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono di Jakarta, Jumat, menuturkan bahwa nilai tersebut terdiri dari aliran modal asing keluar bersih di pasar saham Rp2,88 triliun, Surat Berharga Negara (SBN) Rp1,30 triliun, dan di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) Rp5,55 triliun.
Dengan demikian, sejak 1-26 September 2024, total modal asing masuk bersih di pasar SBN Rp31,07 triliun, di pasar saham Rp57,13 triliun, dan di SRBI Rp193,60 triliun.
Berdasarkan data setelmen sampai dengan 26 September 2024 pada semester-II 2024, nonresiden tercatat beli neto sebesar Rp56,79 triliun di pasar saham, Rp65,03 triliun di pasar SBN dan Rp63,25 triliun di SRBI.