Potensi Ekonomi Tembus 2,4 Triliun Dolar AS, Kemenperin Dorong Industri Halal RI dengan Cara Ini

Potensi Ekonomi Tembus 2,4 Triliun Dolar AS, Kemenperin Dorong Industri Halal RI dengan Cara Ini

Ekonomi | inews | Minggu, 29 September 2024 - 17:55
share

JAKARTA, iNews.id - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mencatat potensi ekonomi global industri halal mencapai 2,4 triliun dolar AS. Pihaknya pun berencana mendorong industri dalam negeri.

Menurut Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, pada triwulan I tahun 2024, sektor unggulan Halal Value Chain (HVC) tumbuh 1,94 persen (yoy). Ia optimistis angka tersebut akan meningkat.

Adapun sektor unggulan halal tersebut, antara lain sektor makanan dan minuman halal serta modest fashion mencatatkan pertumbuhan masing-masing sebesar 5,87 persen (yoy) dan 3,81 persen (yoy). Ini menunjukkan bahwa di masa depan, pertumbuhan ekonomi nasional dapat didominasi oleh ekonomi syariah melalui perkembangan industri halal, katanya, Jumat (27/9/2024).

Agus juga mengemukakan, ekonomi syariah dan industri halal memiliki potensi yang sangat besar. Merujuk pada data yang dirilis dalam State of the Global Islamic Report (SGIER) edisi 2023/2024, jumlah konsumsi produk halal di dunia diperkirakan mencapai 2,4 triliun dolar AS pada tahun 2024.

Selain itu, Pew Research Centers Forum on Religion and Public Life memproyeksi jumlah populasi penduduk muslim di dunia akan terus bertambah hingga mencapai 2,2 miliar jiwa atau 26,5 persen dari total populasi dunia di tahun 2030. Peningkatan angka tersebut dinilai sejalan dengan pertumbuhan pada permintaan produk industri halal.

Sehingga, Indonesia sebagai negara dengan jumlah populasi penduduk muslim terbesar kedua di dunia, yang mencapai 241,7 juta jiwa, memiliki potensi pasar yang sangat menjanjikan untuk pertumbuhan ekonomi syariah dan industri halal, kata Agus.

Di samping itu, posisi ekonomi syariah Indonesia di tataran global terus meningkat di berbagai sektor. Tahun lalu, secara keseluruhan Indonesia berhasil naik satu peringkat menjadi posisi ketiga pada Global Islamic Economy Indicator dalam SGIER 2023/2024 yang dirilis oleh Dinar Standard. Posisi ke-3 Indonesia tersebut, setelah Malaysia dan Arab Saudi, dengan melampaui posisi Uni Arab Emirat dan Bahrain.

Dari lima indikator penilaian, terdapat tiga indikator yang menopang kenaikan tersebut dan berkorelasi dengan upaya Kementerian Perindustrian di sektor industri halal, ujar dia.

Agus memaparkan, Indonesia berhasil naik tiga peringkat menjadi posisi kelima pada sektor industri farmasi dan kosmetik halal. Selanjutnya, pada sektor industri makanan halal, Indonesia menempati peringkat ketiga, mengungguli Turki, Singapura, dan Thailand.

Lalu, pada sektor modest fashion, Indonesia menempati level ketiga, melewati Singapura dan Italia.

Oleh karena itu, sebagai upaya untuk mempromosikan dan meningkatkan awareness masyarakat terhadap produk industri halal, kami menyelenggarakan kegiatan IHYA ini, yang telah kami lakukan setiap tahunnya sejak tahun 2021, tutur Agus.

Topik Menarik