Pemerintah bakal Laksanakan Pre-Funding Akhir Tahun Ini untuk Pembiayaan APBN 2025
SERANG, iNews.id - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) akan melaksanakan penarikan utang di awal (pre-funding) pada akhir tahun ini untuk pembiayaan APBN 2025, yang merupakan tahun anggaran pertama Presiden terpilih Prabowo Subianto.Hal ini dilakukan karena pemerintah mempertimbangkan tidak akan menerbitkan lagi surat berharga negara (SBN) valuta asing (valas) di sisa tahun ini.
"Kita punya oportunistik menarik utang dalam hal pemenuhan tahun ini sudah selesai, kita juga bisa melakukan pre-funding atau penerbitan utang tahun ini untuk pembiayaan tahun depan," ujar Direktur Strategi dan Portofolio Pembiayaan, Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kemenkeu Riko Amir dalam media gathering APBN 2025 di Anyer, Serang, Banten, dikutip, Jumat (27/9/2024).
Sebagai informasi, pemerintah berencana menerbitkan utang baru melalui SBN sebesar Rp642,56 triliun pada 2025. Penerbitan SBN tersebut naik 42,2 persen jika dibandingkan dengan outlook APBN tahun 2024 sebesar Rp451,85 triliun.
Menurut Riko, pihaknya masih belum menentukan apakah akan melakukan pre-funding dengan menerbitkan SBN valas atau SBN domestik, akan tergantung dengan permintaan pasar.
“Ini sifatnya lebih fleksibel. Ke depan diharapkan perekonomian kita baik dan kondisi market lebih menarik, memenuhi pembiayaan jatuh tempo," kata dia.
Adapun pembiayaan utang pada 2025 dipatok pemerintah sebesar Rp775,9 triliun. Besaran tersebut tercatat naik Rp222,8 triliun atau 40,27 persen jika dibandingkan dengan outlook pembiayaan utang 2024 sebesar Rp553,1 triliun.
Kemenkeu mencatat realisasi pembayaran bunga utang mencapai Rp315,6 triliun hingga per Agustus 2024. Realisasi ini setara 63,25 persen dari target APBN 2024 sebesar Rp499 triliun, atau kurang dari Rp183 triliun untuk mencapai target.
Sedangkan, pembiayaan utang melalui pinjaman pada tahun 2025 direncanakan sebesar Rp133,3 triliun, besaran ini naik 31,6 persen dibandingkan outlook pinjaman 2024 yang sebesar Rp101,3 triliun.
Secara lebih rinci, pinjaman tersebut akan dipenuhi melalui pinjaman dalam negeri sebesar Rp5,2 triliun dan pinjaman luar negeri sebesar Rp128,1 triliun.