Skema Subsidi BBM-Listrik Diubah, Negara Bisa Hemat sampai Rp200 Triliun
JAKARTA, iNews.id - Ketua Dewan Pakar Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran Burhanuddin Abdullah menyebut negara bisa menghemat anggaran hingga Rp200 triliun jika subsidi energi seperti subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM), Liquefied Petroleum Gas (LPG), dan listrik diubah. Menurutnya, selama ini skema pemberian subsidi energi di Tanah Air belum teat sasaran kepada masyarakat ekonomi ke bawah.
Pasalnya, subsidi yang diberikan hanya menyasar pada komoditas, bukan ditargetkan ke masyarakat.
Dia pun bercerita mengenai pengalamannya minggu lalu saat pergi ke Solo dan bertemu dengan pelanggan PLN yang paling bawah, dimana mereka membayar (listrik) bulanan sebesar Rp30.000 dan hanya memiliki satu lampu saja.
"Orang-orang miskin, mereka tidak dapat keuntungan dari subsidi BBM, mereka tidak punya sepeda motor, mereka beli gas tapi satu melon ini untuk dua minggu, jadi kecil sekali. Jadi kalau gitu, siapa yang sebetulnya menikmati?" kata Burhanuddin dikutip, Jumat (27/9/2024).
Karena itu, Burhanuddin menilai bahwa nilai subsidi sebesar Rp540 triliun pada 2023 lalu yang dialokasikan oleh pemerintah untuk sektor energi ternyata belum sesuai dengan kondisi yang ada di lapangan.
Sehingga menurutnya, solusinya yaitu pemberian subsidi untuk masyarakat miskin seharusnya diberikan secara tunai langsung kepada orang atau keluarganya (BLT). Dengan begitu, Indonesia bisa menghemat anggaran subsidi energi hingga Rp200 triliun.
"Ternyata hitung-hitungan kita subsidi menjadi akan berkurang somewhere around Rp150 triliun to Rp200 triliun dan itu akan bisa digunakan untuk hal yang sifatnya lebih produktif," ucap Burhanuddin.