Ini Pesan yang Disampaikan Hary Tanoesoedibjo dan Anindya Bakrie di Kuliah Umum MNC University
JAKARTA, iNews.id - Dua tokoh mengisi kuliah umum MNC University di Convention Hall iNews Tower, Rabu (25/9/2024), yakni Executive Chairman MNC Group Hary Tanoesoedibjo dan Ketua Umum Kadin Indonesia Anindya Bakrie. Keduanya kompak membagikan ilmu dan masukan inspiratif kepada para mahasiswa calon pemimpin bangsa.
Dalam paparannya, Hary Tanoesoedibjo menekankan pentingnya soft skill bagi individu untuk bisa menghadapi dinamisme kehidupan dengan mudah. Menurutnya, dengan soft skill yang kuat maka individu akan mampu meraih kesuksesan apapun bidang yang digelutinya.
"Kalian kalau mau maju, mau berhasil, pastikan memiliki soft skill yang solid. Hard skill penting tapi fondasinya itu soft skill. Soft skill harus kalian tanamkan, kokoh kan, dan buat lah solid. Orang kalau soft skillnya kuat, otomatis akan improvisasi memperbaiki technical skill," ucap Hary.
Lebih jauh, Hary juga menegaskan bahwa memiliki moral dan etika yang baik juga menjadi bagian dari soft skill. Ia menyebut kedua hal ini adalah pondasi yang kuat untuk seseorang memiliki karakter yang solid sebagai pemenang di dunia profesional.
Ketua Yayasan Hary Tanoesoedibjo ini menyebut bahwa karakter yang solid sangat penting dimiliki untuk seseorang bisa mengambil keputusan dengan bijak. Itu semua harus diintegrasikan sehingga mampu membangun hubungan yang baik dengan berbagai pihak.
"Kita harus punya value yang benar untuk memiliki karakter yang solid yang bisa membawa kita maju di bidang apapun. Karakter solid sangat penting dalam kita mengambil keputusan, membangun pribadi kita, karir kita, dan untuk membangun hubungan dengan pihak lain," ucapnya.
Sementara, Anindya Bakrie menekankan bahwa semangat pantang menyerah merupakan modal utama untuk menggapai kesuksesan, di samping perlu juga moralitas serta etika. Ia mencontohkan kegigihan petenis asal Swiss, Roger Federer yang berkali-kali jatuh namun tetap bangkit untuk meraih peringkat satu dunia.
"Pernah denger Roger Federer? Pernah dong. Petenis Swiss, hebat. Dia mengatakan bisa menjadi sangat hebat hanya dengan menang 52 persen dari setiap point. Jadi selama Anda bangun dari jatuh dan menang 52 persen dari kesempatan yang ada, jangan pernah merasa gagal," ucap Anindya.
Selain menanamkan semangat pantang menyerah, Anindya juga menekankan pentingnya etika kerja di dunia profesional. Disampaikan olehnya, etika kerja menjadi satu hal yang paling dibutuhkan untuk bisa memenangkan persaingan dalam dunia usaha.
"Jadi memang etika kerja ini hanya bisa dilakukan, ga bisa cuma diomongkan. Lalu bagian dari etika kerja itu adalah selalu berpikir how to do more with less, produktif. Mentalnya itu selalu pingin melakukan lebih, tapi dengan sumber daya yang minimal," tuturnya.
Selain memiliki mindset produktif, untuk bisa meraih sukses juga diperlukan kedisiplinan. Anindya menyebut contoh sederhananya adalah dengan jangan menormalisasi keterlambatan. Menurutnya, dengan tepat waktu seseorang bukan hanya menghargai diri sendiri tapi juga orang lain.
"(Terlambat) Itu bukan saja menghilangkan sumber daya diri sendiri, tapi juga orang lain. Jadi respect kepada orang lain tuh kurang. Nah kenapa saya senang sekali dengan para atlet itu karena mereka tidak usah diajari tepat waktu. Karena atlet itu memang setiap detiknya diperhatikan," kata dia.