2 Supermarket Australia Digugat karena Beri Diskon Palsu
CANBERRA, iNews.id - Pengawasan konsumen Australia menggugat dua jaringan supermarket terbesar di negara tersebut, Coles dan Woolworths. Kedua ritel tersebut dituduh secara keliru mengklaim telah menurunkan harga ratusan barang secara permanen.
Komisi Persaingan dan Konsumen Australia (ACCC) mengklaim bahwa Coles dan Woolworths melanggar hukum konsumen dengan menaikkan harga sementara sebelum memberikan diskon ke nilai yang sama atau lebih tinggi dari harga awal.
Mengutip BBC, Menanggapi hal tersebut, Coles akan membela diri terhadap tuduhan tersebut, sementara Woolworths menyampaikan akan meninjau klaim tersebut terlebih dahulu.
Perusahaan grosir raksasa, yang menguasai dua pertiga pasar Australia ini telah berada di bawah pengawasan yang semakin ketat pada tahun lalu atas dugaan penipuan harga dan praktik anti-persaingan.
Perdana Menteri Australia Anthony Albanese menuturkan, jika dugaan perlilaku tersebut terbukti, maka hal tersebut sama sekali tidak dapat diterima.
"Ini tidak sesuai dengan semangat Australia. Pelanggan tidak pantas diperlakukan sebagai orang bodoh," ucap Albanese dalam konferensi pers dikutip, Senin (23/9/2024).
Sementara, Ketua ACCC Gina Cass-Gottlieb menuturkan, Coles dan Woolworths telah menghabiskan waktu bertahun-tahun memasarkan promosi 'Harga Turun' dan 'Turun', yang kini dipahami oleh konsumen Australia sebagai pengurangan berkelanjutan pada harga produk reguler.
"Namun dalam banyak kasus diskon itu, pada kenyataannya, hanya ilusi," tuturnya.
Investigasi lembaga pengawas, yang dipicu oleh keluhan dan pemantauan ACCC sendiri , menemukan Woolworths telah menyesatkan pelanggan tentang 266 produk selama 20 bulan, dan Coles untuk 245 produk selama 15 bulan.
Produk-produk tersebut mencakup segala hal mulai dari makanan hewan peliharaan, plester Band-Aid dan obat kumur, hingga makanan favorit Australia seperti biskuit Tim Tam Arnott, Keju Bega, dan sereal Kellogg.
ACCC memperkirakan bahwa kedua perusahaan tersebut menjual puluhan juta produk yang terpengaruh dan memperoleh pendapatan yang signifikan dari penjualan tersebut.
"Banyak konsumen mengandalkan diskon untuk membantu anggaran belanja mereka lebih besar, terutama selama masa tekanan biaya hidup ini. Sangat penting bagi konsumen Australia untuk dapat mengandalkan keakuratan harga dan klaim diskon," ucap Cass-Gottlieb.
ACCC meminta Pengadilan Federal Australia untuk menjatuhkan hukuman yang signifikan kepada kedua perusahaan tersebut, dan perintah yang memaksa mereka untuk meningkatkan program pengiriman makanan amal mereka.
Dalam sebuah pernyataan, Coles menyebut bahwa biaya perusahaan sendiri meningkat yang menyebabkan kenaikan harga produk. Perusahaan tersebut menganggap hukum konsumen sangat serius dan sangat menekankan pada membangun kepercayaan dengan semua pemangku kepentingan.
"Perusahaan telah berusaha untuk mencapai keseimbangan yang tepat antara mengelola hal itu dan memberikan nilai kepada pelanggan dengan memulai kembali promosi secepat mungkin setelah harga baru ditetapkan," kata manajemen Coles dalam sebuah pernyataan.
Sementara Woolworths menyampaikan, dalam sebuah pernyataan bahwa mereka akan bekerja sama dengan ACCC terkait klaim tersebut.
"Pelanggan kami memberi tahu kami bahwa mereka ingin kami bekerja lebih keras lagi untuk memberikan nilai yang berarti bagi mereka dan penting bagi mereka untuk dapat mempercayai nilai yang mereka lihat saat berbelanja di toko kami," ucap manajemen Woolworths.
Di tengah meningkatnya pengawasan terhadap supermarket, pemerintah menugaskan peninjauan ulang terhadap Kode Etik Makanan dan Grosir yang berlaku di negara tersebut.
Peninjauan tersebut merekomendasikan agar kode etik yang lebih kuat dan wajib diperkenalkan dan diawasi oleh ACCC, sehingga mereka dapat melindungi pemasok dan juga konsumen.