Reli Saham Oracle Berlanjut, Larry Ellison Sempat Geser Jeff Bezos Jadi Orang Terkaya Kedua di Dunia
JAKARTA, iNews.id - Salah satu pendiri Oracle, Larry Ellison sempat menggeser pendiri Amazon Jeff Bezos dari posisi orang terkaya di dunia. Hal ini berkat kelanjutan penguatan (reli) saham perusahaan perangkat lunak tersebut pada perdagangan minggu ini.
Mengutip CNBC International, kekayaan bersih Ellison sempat menyentuh 208,4 miliar dolar AS atau setara Rp3.211 triliun setelah perdagangan hari Jumat dibuka. Namun, angka tersebut turun menjadi 197 miliar dolar AS atau setara Rp3.036 triliun pada penutupan, menurut data daftar miliarder real time Forbes.
Bezos, yang telah mengklaim gelar orang terkaya kedua di dunia selama bertahun-tahun, memiliki kekayaan senilai 204 miliar dolar AS atau setara Rp3.143 triliun. Hanya CEO Tesla Elon Musk, dengan kekayaan 252 miliar dolar AS atau setara Rp3.883 triliun, yang saat ini berada di atasnya.
Saham Oracle ditutup naik tipis ke level 162,03 dolar AS pada hari Jumat setelah perusahaan tersebut meningkatkan target pendapatan tahun fiskal 2026 hingga tahun fiskal 2029. Hal tersebut disampaikan pada konferensi tahunan CloudWorld di Las Vegas.
Saham Oracle melonjak 11 persen pada hari Selasa setelah perusahaan menyampaikan laporan keuangan kuartalan yang melampaui ekspektasi. Saham Oracle terus mencapai titik tertinggi baru dan naik sekitar 54 persen sepanjang tahun ini.
Ellison, yang mendirikan Oracle pada tahun 1977, menjadi penerima manfaat terbesar dari ledakan harga saham tersebut. Dia memiliki sekitar 40 persen dari saham yang beredar sekaligus menjadikannya pemegang saham terbesar perusahaan.
Kebangkitan perusahaannya dalam beberapa tahun terakhir dipicu peningkatan posisinya dalam infrastruktur cloud dan meningkatnya adopsi basis data cloud.
Adapun Bezos dan Ellison bersaing untuk mendapatkan gelar orang terkaya kedua di dunia tiga hari setelah Amazon dan Oracle menjalin kerja sama baru. Pada hari Senin, Oracle mengatakan perangkat lunak basis datanya akan tersedia bagi pelanggan AWS untuk digunakan di atas perangkat keras Oracle yang berada di dalam pusat data Amazon.
Selama setahun terakhir, Oracle juga telah menjalin kemitraan serupa dengan Microsoft dan Google, dua perusahaan infrastruktur cloud terkemuka lainnya. Ellison menyampaikan kepada analis pada pertemuan minggu ini bahwa Oracle sekarang berada di posisi utama di cloud dan di pusat data tradisional.
"Dengan Oracle, database untuk dapat menjalankan AWS, Microsoft dan Google, sangatlah penting. Ini benar-benar akan mempercepat pertumbuhan basis data di cloud publik. Namun, kami berharap bahwa cloud privat akan jauh lebih banyak jumlahnya daripada cloud publik karena perusahaan memutuskan bahwa mereka tidak menginginkannya," kata Ellison.