Rupiah Awal Pekan Ditutup Menguat ke Rp15.438 per Dolar AS

Rupiah Awal Pekan Ditutup Menguat ke Rp15.438 per Dolar AS

Ekonomi | inews | Senin, 26 Agustus 2024 - 15:28
share

JAKARTA, iNews.id - Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan hari ini, Senin (26/8/2024) ditutup menguat 53 poin atau 0,35 persen ke level Rp15.438. Sebelumnya, rupiah sempat berada di Rp15.492 per dolar AS.

Pengamat pasar uang, Ibrahim Assuaibi mengatakan, dolar AS dipengaruhi Ketua Federal Reserve Jerome Powell memberikan sinyal yang jelas bahwa pemotongan suku bunga AS yang telah lama diantisipasi akan terjadi bulan depan.
"Pada pidato utamanya di konferensi ekonomi tahunan Kansas City Fed di Jackson Hole, Wyoming, Powell mengatakan 'Sudah waktunya bagi kebijakan untuk menyesuaikan diri' mengingat risiko kenaikan inflasi telah berkurang dan risiko penurunan lapangan kerja telah meningkat," tulis Ibrahim dalam risetnya, Senin (26/8/2024).

Para pelaku pasar pada hari Jumat terus bertaruh pada pemotongan suku bunga seperempat poin persentase pada pertemuan Fed tanggal 17-18 September, dengan peluang sebesar 65 persen setelah pernyataan Powell. Namun, mereka memperkirakan peluang sekitar satu dari tiga untuk pemotongan suku bunga sebesar 50 basis poin yang lebih besar, naik dari peluang sebelumnya yang sedikit lebih dari satu dari empat.

Laporan media internasional mengatakan, gencatan senjata Gaza masih sulit dicapai dalam pembicaraan Kairo Laporan media menunjukkan bahwa pembicaraan antara Hamas dan Israel di Kairo tidak menghasilkan kesepakatan untuk gencatan senjata selama akhir pekan, mengurangi peluang de-eskalasi dalam perang yang telah berlangsung selama 10 bulan.

Pejabat AS mengatakan pembicaraan itu konstruktif, meskipun kurangnya kesepakatan yang jelas merusak komentar optimis sebelumnya dari pejabat AS. Namun, pembicaraan akan terus berlanjut dalam beberapa hari mendatang.

Dari sentimen domestik, akhir-akhir ini politik nasional sedang tak baik-baik saja. Gelombang demonstrasi besar atas rencana pengesahan revisi Undang-Undang (RUU) Pilkada yang terjadi Kamis (22/8) menjadi headline pada hampir semua berita nasional, bahkan internasional. Walaupun akhirnya DPR menganulir pengesahan RUU Pilkada, isu politik itu sempat memengaruhi nilai tukar rupiah.

Merespons kondisi itu, Bank Indonesia (BI) menyatakan bahwa faktor politik saat ini tak lagi memberikan dampak yang signifikan bagi perekonomian nasional. Itu bisa dilihat dari tidak terlalu parahnya kontraksi yang dialami nilai tukar rupiah, serta masyarakat Indonesia sekarang sudah dewasa dalam menanggapi dinamika politik nasional.

Di samping itu, jika fundamental ekonomi nasional saat ini sangatlah kuat, sehingga faktor politik tidak terlalu memberikan dampak signifikan bagi kinerja ekonomi nasional. Unsur-unsur fundamental itu antara lain pertumbuhan ekonomi yang sangat sehat, inflasi yang rendah, serta imbal hasil dari instrumen investasi yang tinggi.

Hal Ini dapat dilihat dari nilai tukar rupiah yang tak terkontraksi terlalu dalam dan kembali menguat setelah sentimen global mulai mereda. Selain itu, secara domestik, pertumbuhan ekonomi hingga 5 persen dan tingkat inflasi sekitar 2 persen dalam jangka panjang menunjukkan ekonomi Indonesia sangat sustain dalam menghadapi setiap gejolak yang ada.

Berdasarkan data di atas, mata uang rupiah untuk perdagangan berikutnya diprediksi bergerak fluktuatif, namun kembali ditutup menguat di rentang Rp15.370 - Rp15.460 per dolar AS.

Topik Menarik