Penjualan McDonald's Ambles Pertama Kali dalam 3 Tahun, Ini Penyebabnya

Penjualan McDonald's Ambles Pertama Kali dalam 3 Tahun, Ini Penyebabnya

Ekonomi | inews | Selasa, 30 Juli 2024 - 12:27
share

CHICAGO, iNews.id - Restoran makanan cepat saji, McDonald's melaporkan penurunan penjualan secara global dalam 13 kuartal atau lebih dari tiga tahun. Penurunan ini karena konsumen yang lebih memilih menghindari menu dengan harga mahal, termasuk Big Mac.

Mengutip Reuters , inflasi yang terus menerus terjadi memaksa konsumen berpenghasilan rendah untuk beralih ke pilihan makanan yang lebih terjangkau di rumah. Hal ini menyebabkan jaringan makanan cepat saji seperti McDonald's, Burger King, Wendy's, dan Taco Bell untuk memutar otak bagaimana menyediakan makanan yang tidak terlalu mahal untuk menarik pelanggan.

Saham McDonald's sempat turun 15 persen pada tahun ini, namun kemudian meningkat 4 persen setelah manajemen meluncurkan menu murah seharga 5 dolar AS pada akhir Juni untuk pelanggan di Amerika Serikat (AS).

Penjualan global tercatat menurun 1 persen pada kuartal kedua 2024 dibandingkan dengan ekspektasi kenaikan 0,5 persen. Namun, pendapatan keseluruhan naik 1 persen.

Penjualan yang sebanding di AS turun 0,7 persen pada kuartal yang berakhir pada 30 Juni, dibandingkan dengan lonjakan 10,3 persen tahun lalu.

Penjualan di pasar internasional, yang menghasilkan hampir setengah dari pendapatan perusahaan pada tahun 2023, turun 1,1 persen, salah satunya didorong pelemahan di Prancis.

Sementara, laba bersih McDonald's mencapai 2,97 dolar AS per saham berdasarkan penyesuaian pada kuartal kedua, meleset dari ekspektasi 3,07 dolar AS.

CEO McDonald's, Chris Kempczinski menuturkan, saat ini konsumen lebih berhati-hati dalam membelanjakan uang mereka.

"Sentimen konsumen di sebagian besar pasar utama kami tetap rendah," tuturnya dikutip, Selasa (30/7/2024).

Snalis Edward Jones Brian Yarbrough menyebut, pukulan terbesar terhadap McDonald's adalah konsumen berpenghasilan rendah yang benar-benar telah mengurangi kunjungan ke restoran makanan cepat saji.

"Dan itu lebih dari sekadar mengimbangi penurunan perdagangan yang biasanya dialami McD di masa ekonomi yang lebih sulit," katanya.

Pemulihan yang lebih lambat dari perkiraan di China dan konflik Timur Tengah turut mempengaruhi kinerja segmen bisnis restoran McDonald's yang dioperasikan oleh mitra lokal, di mana penjualan turun 1,3 persen dibandingkan dengan kenaikan 14 persen pada tahun sebelumnya.

Perusahaan seperti McDonald's dan Starbucks juga terkena dampak boikot konsumen terkait dengan perang di Gaza, yang turut memukul penjualan mereka di pasar Timur Tengah.

Namun, McDonald's tetap berpegang pada anggaran belanja modalnya hingga 2,7 miliar dolar AS, dengan lebih dari setengahnya dialokasikan untuk restoran baru di AS dan pasar internasional.

Topik Menarik