KAI Commuter Tambah Impor 8 Rangkaian KRL dari China, Ini Kata Kemenhub
JAKARTA, iNews.id - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memastikan bahwa PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) atau KAI Commuter akan menambah impor delapan rangkaian kereta rel listrik (KRL) dari China. Pasalnya, PT INKA (Persero) tidak bisa memenuhi kebutuhan KRL.
Direktur Jenderal Perkeretaapian Kemenhub (DJKA) Kemenhub, Risal Wasal menuturkan, INKA hanya mampu melakukan peremajaan atau retrofit sebanyak dua rangkaian KRL saja karena kapasitas produksi yang terbatas.
INKA siap untuk produksi dua (rangkaian) KRL, makanya KCI menambah (delapan rangkaian) dari China, jadi 11 (rangkaian), ujar Risal saat ditemui di kawasan Kota Tua, Jakarta, Minggu (21/7/2024).
Adapun KAI Commuter dan INKA sebelumnya sudah menyepakati kontrak kerja sama perihal retrofit 19 trainset KRL sejak November 2023. Sayangnya, rencana tersebut batal karena alasan kemampuan pabrik INKA yang minim.
DJKA tidak mempersoalkan impor tambahan delapan rangkaian KRL dari China. Risal menyebut, bila produksi dalam negeri terbatas, maka impor menjadi alternatif. Selain itu, aksi korporasi KAI Commuter ini juga untuk memenuhi kebutuhan penumpang KRL Jabodetabek.
Kami kasih arahannya ke KCI, bagaimana KCI bisa memenuhi kebutuhan kereta api untuk masyarakat, melayani masyarakat Jabodetabek? Pada saat ternyata ada keterbatasan, mereka berupaya untuk mengadakan yang terbaru dari pihak lain, katanya.
Ga masalah, kita yang penting masyarakatnya terlayani dan semua kereta yang masuk ke Indonesia teruji dan tersertifikasi hingga dinyatakan laik karena berkaitan dengan keselamatan, tuturnya.
Dari kesepakatan antara KAI Commuter dan INKA sebelumnya, pada tahap awal ada empat trainset yang dapat diretrofit, di mana tiga rangkaian seri Metro 05 dan satu rangkaian seri Metro 6000. Waktu proses retrofit ditargetkan memakan waktu 13-15 bulan.
Terkait retrofit tersebut, KAI Commuter sudah mengantongi perizinannya dari regulator. Assesment terkait spesifikasi teknologi retrofit juga sudah ditetapkan melalui kegiatan Focus Group Discussion (FGD) bersama pihak terkait.
Kala itu, kedua perusahaan sepakat melakukan percepatan retrofit karena harus ada peremajaan 19 rangkaian KRL secara bertahap mulai 2023-2026. Percepatan dilakukan karena volume penumpang KRL sudah menyentuh 950.000 orang orang per hari.
Namun, target tersebut tak bisa direalisasikan sepenuhnya. Sebagai gantinya, KCI harus mendatangkan rangkaian kereta dari luar negeri.










