Pedagang Pasar Ramai-Ramai Teriak Harga Beras Mencekik

Pedagang Pasar Ramai-Ramai Teriak Harga Beras Mencekik

Ekonomi | IDX Channel | Selasa, 13 Februari 2024 - 16:51
share

IDXChannel - Pedagang beras di Pasar Induk Cipinang, Jakarta Timur mengeluhkan tingginya kenaikan harga beras yang terus terjadi akhir-akhir ini. Mereka menilai, pemerintah gagal menjaga stabilitas harga beras di pasar.

Salah satu pedagang beras di pasar induk Cipinang, Didin mengaku, saat ini menjual beras jenis premium dengan harga Rp16.500 per kg. Padahal di Desember 2023, beras tersebut masih dijual seharga Rp14.500 per kg.

"Beras Bandung Rp16.500 per kg, sebelumnya hanya Rp14.500 harga bulan Desember. Selama tidak diurusin sama pemerintah begitu saja, itu beras naik terus," ujar Didin saat ditemui MNC Portal di Pasar Induk Cipinang, Selasa (13/2/2024).

Pedagang beras lain di lokasi yang sama, Yono juga mengungkapkan kekecewaannya melihat harga beras di pasar yang melonjak. Bahkan menurutnya, kenaikan harga beras yang terjadi saat ini adalah pertama kali yang tertinggi selama dirinya berjualan bahan pokok itu.

"Kenaikan sekarang itu bukan terlalu tinggi, tetapi memang sudah tinggi sekali. Harga tahun ini yang paling tinggi, sebelumnya belum pernah," kata Yono.

"Sebelumnya belum pernah menjual harga beras Rp16.000 per kg. Ini saja masih kebantu sedikit masuk beras Bulog, kalau tidak ada, waduh tidak tahu deh," sambungnya.

Yono menjual beras dua jenis beras premium di pasar Cipinang yaitu beras Sumedang dan Bandung. Kedua harga beras tersebut saat ini sudah tembus Rp16.000 per kg. Harga sebelumnya hanya Rp13.000 per kg di Desember lalu.

Yono pun menceritakan kondisi pasokan beras yang masuk ke tokonya. Dirinya mengaku, pada minggu lalu, beras yang masuk hanya sekitar 5 ton, padahal biasanya per minggu, Yono biasa mendatangkan beras sekitar 10 ton.

Pedagang beras di Pasar Induk Cipinang lainnya, Ida mengakui kondisi harga beras di pasar yang tinggi saat ini karena beras operasi dari pemerintah terhambat masuk Pasar Induk Cipinang.

Ida menceritakan, kondisi sebelumnya ketika pasokan beras dari operasi pasar pemerintah sedang melimpah, harga beras cenderung stabil. Kalaupun mengalami kenaikan, tidak setinggi seperti yang saat ini tengah terjadi.

"Sekarang beras operasi pasar tidak terlalu banyak, jadi harga beras jadi tinggi. Jadi yang mempengaruhi harga tinggi itu karena beras operasi pasar sedang tidak banyak, sehingga memengaruhi harga pasar," kata Ida.

"Kalau beras operasi pasar lagi banyak atau melimpah, mungkin harga pasar bisa stabil. Tapi ini beras operasi pasar sedikit yang keluar, jadi tidak bisa menstabilkan harga ini," tutupnya.

(FAY)

Topik Menarik