KAI Terima Guyuran Utang Kereta Cepat Whoosh Rp7 Triliun dari China
IDXChannel - PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI telah menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman dengan China Development Bank (CDB) untuk pembiayaan cost overrun (pembengkakan biaya) proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) atau Whoosh.
"Pencairan pinjaman telah diterima KAI pada 7 Februari 2024, terdiri dari fasilitas A USD230.995.000 dan fasilitas B RMB Ekuivalen USD217.080.000 (CNY 1.542.787.560 rate 1/7,107 tanggal 5 Februari 2024)," kata Executive Vice President of Corporate Secretary KAI, Raden Agus Dwinanto Budiadji dalam Keterbukaan Informasi BEI, Selasa (13/2/2024).
Jika dihitung dengan asumsi kurs Jisdor per 7 Februari 2024 sebesar Rp15.685 per USD, maka nilai Fasilitas A USD230,99 juta setara dengan Rp3,62 triliun. Sedangkan Fasilitas B sebesar USD217,08 juta setara dengan Rp3,40 triliun. Totalnya sekira Rp7,02 triliun.
Pencairan tersebut, diakuinya, langsung diteruskan ke PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI) pada 7 Februari 2024.
PBSI adalah konsorsium BUMN Indonesia yang menjadi pemegang saham mayoritas atau 60 persen saham PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC). Sisanya 40 persen dipegang BUMN China, Beijing Yawan HSR Co. Ltd.
Salah satu BUMN dalam PBSI adalah KAI sebagai lead consortium. Selain itu, ada PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA), PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR), dan PT Perkebunan Nusantara VIII.
Dengan perolehan dan pencairan pinjaman dari CBD tersebut, Raden Agus memastikan, bahwa KAI memiliki kewajiban membayar utang tersebut.
"PT KAI memiliki kewajiban pembayaran utang kepada China Development Bank," paparnya.
(FAY)