Dua Subholding Resmi Dibentuk, PTPN Gabungkan 13 Anak Usaha

Dua Subholding Resmi Dibentuk, PTPN Gabungkan 13 Anak Usaha

Ekonomi | IDX Channel | Minggu, 3 Desember 2023 - 17:11
share

IDXChannel - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) resmi menggabungkan (merger) 13 anak perusahaan Holding Perkebunan Nusantara atau PTPN III. Merger ini menjadikan dua Subholding, yakni PalmCo dan SupportingCo.

Subholding PalmCo merupakan peleburan VI dan XIII ke dalam PTPN IV sebagai surviving entity dan pemisahan tidak murni PTPN III ke dalam PTPN IV.

Sedangkan Subholding SupportingCo dibentuk melalui penggabungan PTPN II, VII, VIII, IX, X, XI, XII, dan XIV ke dalam PTPN I.

Wakil Menteri BUMN, Kartika Wirjoatmodjo atau Tiko mengatakan, pembentukan PalmCo dan SupportingCo merupakan implementasi dari Program Strategis Nasional (PSN) yang bertujuan untuk mewujudkan kemandirian, khususnya di bidang ketahanan pangan dan energi.

Tentunya, setelah penandatanganan ini akan ada integrasi sistem, HR, operasional, keuangan, dan sebagainya, yang kita usahakan bisa selesai dalam waktu enam bulan. Dan setelah itu kita harus kembali fokus ke tugas masing-masing, ujar Tiko, dikutip Minggu (3/12/2023).

Menurutnya, integrasi PTPN Group merupakan dukungan perusahaan bagi ketahanan ekonomi. Selain itu, meningkatkan ketahanan bencana dan perubahan iklim melalui akselerasi pengembangan energi terbarukan.

PalmCo diharapkan menjadi perusahaan sawit terbesar di dunia dari sisi luas lahan, yaitu mencapai lebih dari 600.000 hektare pada 2026, dan akan menjadi pemain utama industri sawit dunia.

Sehingga, PTPN dipercaya mampu berkontribusi meningkatkan produksi CPO nasional dan minyak goreng dalam negeri. PTPN memperkirakan, produksi minyak gorengnya akan meningkat dari 460.000 ton per tahun pada 2021 menjadi 1,8 juta ton per tahun pada 2026.

Sedangkan, SupportingCo akan menjadi Perusahaan Pengelola Aset Perkebunan, yang mencakup kegiatan pemanfaatan aset perkebunan melalui optimalisasi dan divestasi aset, pengelolaan tanaman perkebunan, diversifikasi usaha lainnya, serta green business yang mampu memberikan nilai tambah bagi perusahaan.

Tiko menyampaikan merger PTPN Group merupakan salah satu skema yang dijalankan oleh Kementerian BUMN. Salah satu tujuannya untuk efisiensi dan peningkatan berbagai indikator keuangan serta operasional perseroan.

Aksi korporasi PTPN Group, lanjut dia, merupakan transformasi menyeluruh, termasuk transformasi dari sisi sumber daya manusia. Dia menekankan agar ke depan, para pegawai, khususnya milenial, bisa menjadi pemain yang andal untuk mengelola perusahaan sawit.

Jadi saya ingin transformasi dari sisi people-nya benar-benar terlihat. Bagaimana transformasi ini bisa menjadikan PalmCo menjadi perusahaan sawit terdepan, bukan hanya dari on-farmnya, tapi juga off-farm untuk bisa melakukan downstream, value creation, termasuk renewable energy yang sustainable, ucapnya.

Tiko mengatakan, bahwa tantangan yang kerap muncul dalam merger sebuah perusahaan adalah terkait integrasi SDM. Namun, hal tersebut tidak menjadi kendala di PTPN Group karena mendapat dukungan dari serikat pekerja.

Saya berharap kekompakan ini harus terus dijaga sehingga tidak akan ada gejolak yang mengganggu kinerja perusahaan, dimana PalmCo akan fokus meningkatkan hilirisasi produk-produk kelapa sawit, beber Tiko.

Selanjutnya, untuk bidang energi seperti biogas, biodiesel sustainable efficient fuel, dan produk lainnya juga akan menjadi perhatian perusahaan, pungkasnya.

(NIY)

Topik Menarik