Rencana Besar Erick Thohir dari Merger Garuda dengan Pelita Air, Begini Faktanya
JAKARTA Menteri Badan Usaha Milik Negara ( BUMN ), Erick Thohir berencana untuk merger Garuda Indonesia, Citilink Indonesia dan Pelita Air Service sebagai bentuk efisiensi terhadap Kementerian BUMN.
Sebelumnya, hal ini telah dilakukan pada sektor pelabuhan dan logistik dengan menggabungkan empat perusahaan Pelindo.
Berikut dirangkum Okezone, Sabtu (26/8/2023), fakta-fakta tentang merger Garuda hingga Pelita Air.
1. Flag Carrier Garuda Indonesia
Setelah nyaris dibubarkan, Garuda Indonesia telah berhasil diselamatkan. Maskapai dengan kode saham GIAA itu pada akhirnya dipertahankan karena Indonesia perlu tetap memiliki flag carrier.
Garuda diselamatkan melalui rangkaian restrukturisasi paling rumit dalam sejarah penyelamatan korporasi Indonesia.
2. Tujuan Kehadiran Pelita Air
Erick Thohir juga menjelaskan, telah dipersiapkan Pelita Air dengan tujuan agar Indonesia tetap memiliki flag carrier nasional, jika Garuda gagal diselamatkan.
3. Perbandingan Antara Maskapai Indonesia dan Amerika Serikat
Di Amerika Serikat, sebut Erick, terdapat 7.200 pesawat yang melayani rute domestik. Di mana terdapat 300 juta populasi yang rata-rata pendapatan per kapita (GDP) mencapai USD40.000.
Sementara di Indonesia terdapat 280 juta penduduk yang memiliki GDP USD4.700. Itu berarti Indonesia membutuhkan 729 pesawat. Padahal sekarang, Indonesia baru memiliki 550 pesawat.
4. Alasan Merger Tiga Maskapai
Opsi penggabungan (merger) tiga maskapai penerbangan pelat merah yakni PT Garuda Indonesia Tbk, Citilink Indonesia, dan Pelita Air Service dilakukan dengan tujuan Untuk mengurangi ketertinggalan jumlah pesawat.
5. Solusi untuk Kendala Biaya
Aksi korporasi itu sekaligus menekan biaya logistik di sektor penerbangan. Sebelumnya, langkah efisiensi sudah dilakukan di internal BUMN Pelindo dengan cara menggabungkan empat perusahaan Pelindo menjadi satu holding.
"BUMN terus menekan logistic cost. Pelindo dari empat (perusahaan) menjadi satu. Sebelumnya, logistic cost mencapai 23 persen, sekarang jadi 11 persen. Kita juga upayakan Pelita Air, Citilink, dan Garuda merger untuk menekan cost," kata Erick Thohir.
6. Merger Tiga Maskapai Dianggap Rancu
Pengamat Penerbangan Alvin Lie mengatakan, dirinya kesulitan memahami seperti apa merger tersebut. Sebab menurutnya ketiga maskapai itu memiliki target pasar masing-masing.
"Itu agak rancu ya, karena pelayanan penerbangan ini kan ada kelas pelayanannya, ada yang full service, ada yang LCC. Kan sangat aneh kalau Garuda kemudian juga jadi LCC misalnya," kata Alvin kepada MPI, Rabu, 23 Agustus 2023.