Peran Kepemimpinan Perempuan di Indonesia Masih di Level 6%, Apa Penyebabnya?

Peran Kepemimpinan Perempuan di Indonesia Masih di Level 6%, Apa Penyebabnya?

Ekonomi | BuddyKu | Sabtu, 10 Juni 2023 - 18:43
share

Andil perempuan dalam dunia kerja memang telah berada di atas 50%. Sayangnya, di level manajerial persentasenya menurun hingga 33%, level senior management menjadi 24%, sampai merosot ke 6% untuk level CEO.

Melihat angka tersebut, perusahaan konsultan strategi global Kearney yang didukung oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) menyelenggarakan forum bertajuk Empowering Women untuk membahas kebutuhan perempuan guna meningkatkan persentase andil perempuan pada level manajerial hingga C-level.

Acara ini turut menghadirkan para perempuan hebat di Indonesia sebagai panelis diskusi, diantaranya Shinta Kamdani selaku Vice Chairman of KADIN & CEO of Sintesa Group, Emma Sri Martini selaku CFO PT Pertamina, Wita Krisanti selaku Executive Chair Indonesia Business Coalition for Women Empowerment , Alexandra Askandar selaku Vice CEO PT Bank Mandiri, Anika Faisal selaku Commissioner PT Bank Jago, dan Risa E. Rustam selaku CFO and HR Indonesia Stock Exchange.

Peran perempuan dalam dunia kerja ibarat corong yang semakin menyempit dengan persentase rendah di bagian manajerial hingga CEO. Ada beberapa kemungkinan yang membuat hal itu terjadi.

Data menunjukkan bahwa semenjak pandemi terlihat bahwa dari segi kemunduran banyak perempuan yang harus meninggalkan pekerjaannya karena harus berada di dalam rumah tangga mengurus rumah tangganya dan tidak kembali ke dunia kerja," ungkap Shinta Kamdani pada Empowering Women Event yang diadakan di IDX Main Hall, Kamis (08/06/2023).

Saya melihat bahwa terdapat peningkatan kekerasan seksual di tempat kerja, ini sesuatu yang perlu jadi perhatian pemerintah. Sekarang kita punya peraturan untuk ini karena bisa memengaruhi apa yang terjadi di dalam perusahaan kita, lanjutnya.

Kebanyakan perempuan menolak menjadi pemimpin perusahaan karena merasa akan menghadapi masalah kompleks.

Leadership kemudian bukan lagi masalah ketersediaan peluang, namun dari keputusan perempuan yang lebih baik menolak tawaran tersebut dan tetap menjadi pegawai biasa karena permasalahan society di Indonesia.

Permasalahan angka peran perempuan dalam dunia kerja tidak sekedar pay gap atau dukungan infrastruktur, tapi kesetaraan gender yang masih sangat minim di dunia kerja.

Dalam dunia kerja sering kita temui bahwa perempuan yang memiliki ambisi tinggi cenderung dianggap buruk. Ini adalah salah satu permasalahan budaya yang perlu diperhatikan agar tidak menjadi gap bagi perempuan untuk berani memutuskan untuk menjadi seorang pemimpin.

Adapun IGNITE sebagai komunitas yang mendukung para pemimpin perempuan Indonesia. Mereka mendapatkan mentoring oleh para mentor yang duduk di jajaran tertinggi di perusahaan.

Henny Purnamawati, Managing Director untuk Egon Zehnder Indonesia pun menjelaskan bahwa IGNITE merupakan platform mentorship yang mendukung dan memberdayakan perempuan di level manajer untuk bisa berkembang secara profesional sehingga bisa mencapai posisi eksekutif.

Selain itu, acara ini turut meluncurkan buku berjudul Empowering Women: A Collection of Thoughts to Advance the Workplace yang menampilkan kisah inspiratif dari 30 perempuan-perempuan sukses di bidangnya.

Shirley Santoso selaku Partner dan President Director untuk Kearney Indonesia mengatakan bahwa buku ini dapat menjadi panduan bagi para pemimpin perempuan untuk mengenali potensi kepemimpinan guna mendefinisikan kembali masa depan tempat kerja di mana para perempuan memiliki kesempatan yang sama untuk memimpin.

Penulis: Aurelia Lois Bernadette

Topik Menarik