Sejarah dan Alasan Kenapa Stasiun Surabaya Kota Disebut Stasiun Semut
KERETA api merupakan moda transportasi darat yang sudah eksis dari zaman dahulu. Keberadaannya membuat beberapa daerah di Indonesia pada saat itu harus menyediakan tempat pemberhentian kereta api atau stasiun. Salah satu contohnya adalah kehadiran Stasiun Surabaya Kota di Jawa Timur.
Uniknya, stasiun ini dijuluki sebagai Stasiun Semut oleh masyarakat. Mungkin banyak dari Anda yang belum mengetahui kenapa Stasiun Surabaya Kota disebut Stasiun Semut . Lantas apa jawabannya?
Mengutip dari saluran YouTube Museum Indoneche julukan Stasiun Semut sendiri diambil dari lokasi berdirinya stasiun tersebut, yakni di Kampung/Desa Semut, Surabaya . Lokasi tersebut dipilih untuk dijadikan stasiun karena dekat dengan Wonokromo dan Pelabuhan Tanjung Perak.

Stasiun Semut merupakan stasiun pertama yang dimiliki oleh Staatsspoorwegen (SS), yakni operator kereta api yang dimiliki oleh Pemerintah Hinda Belanda.
Pada saat itu, Pemerintah Hindia Belanda membangun stasiun ini ketika jalur kereta api dari Surabaya-Malang dan Pasuruan tengah dirintis di tahun 1870-an dan diresmikan pada 1878.
Pemerintah Hindia Belanda mendirikan stasiun ini tak lain dan tak bukan adalah untuk memudahkan dalam mengangkut hasil bumi dan perkebunan dari beberapa daerah di Jawa Timur.
Pada saat itu, Stasiun Semut difungsikan sebagai stasiun akhir di Kota Surabaya dari jalur kereta api bagian selatan yang menghubungkan beberapa kota, seperti Yogyakarta, Bandung, dan Jakarta.
Serta bagian timur yang menghubungkan Surabaya dengan Malang, Probolinggo, Jember, dan Banyuwangi.

Namun, saat ini semua jalur tersebut telah dialihkan ke Stasiun Surabaya Gubeng dan Stasiun Semut kini menjadi tempat cagar budaya yang telah diresmikan oleh Wali Kota Surabaya pada 16 September 1996 silam.
Fakta lain mengenai Stasiun Semut adalah banyak yang belum mengetahui jika stasiun yang masuk ke dalam Daop 8 ini merupakan tempat di mana terdapat ujung rel kereta api jalur selatan berada.








