Pahami Apa itu Auto Reject Saham, ARA, dan ARB? Investor Wajib Tahu

Pahami Apa itu Auto Reject Saham, ARA, dan ARB? Investor Wajib Tahu

Ekonomi | BuddyKu | Kamis, 27 April 2023 - 12:40
share

IDXChannel Investor perlu tahu apa itu auto reject saham, ARA, dan ARB. Istilah-istilah dalam investasi saham ini perlu diketahui sebelum mulai berinvestasi.

Auto reject atau auto rejection justru merupakan mekanisme perdagangan yang bertujuan melindungi investor. Istilah auto reject, ARA, dan ARB ini memang sudah tidak asing lagi bagi investor yang sudah malang melintang di dunia saham. Namun, bagi investor pemula, beberapa istilah ini masih belum cukup familiar.

Lalu, apa itu auto reject saham, ARA, dan ARB? Simak penjelasan IDXChannel berikut ini!

Apa itu auto reject saham, ARA, dan ARB?

Pada umumnya, harga saham memang bisa dikatakan sangat fluaktif. Harganya sangat mudah bergerak naik, turun, atau bahkan tak bergerak sama sekali. Lantas, apakah karena sifatnya yang fluktuatif ini membuat harga saham bergerak tak terkendali? Tentu saja tidak. Sebab, dalam dunia saham terdapat mekanisme yang dinamakan auto rejection atau auto reject saham.

Apa itu auto reject saham?

Untuk mengetahui apa itu auto reject saham, ARA, dan ARB, Anda perlu mengetahui dulu definisi dari ketiganya.

Auto reject saham atau auto rejection merupakan batasan maksimum atau minimum kenaikan dan penurunan harga saham dalam satu hari perdagangan bursa. Mekanisme ini diberlakukan untuk melindungi investor dari fluktuasi harga saham yang terlalu tinggi.

Sistem bursa akan menolak permintaan jual atau beli yang masuk secara otomatis jika harga saham telah menembus batas atas atau bawah yang telah ditetapkan oleh Bursa Efek Indonesia.

Auto rejection ini bertujuan untuk menciptakan perdagangan saham yang berjalan secara wajar.

Auto Rejection Atas (ARA)

ARA atau Auto Rejection Atas merupakan batasan maksimum kenaikan harga sebuah saham dalam waktu satu hari. Saham yang naik secara signifikan hingga menyentuh batas atas yang telah ditetapkan bursa akan mengalami ARA.

Misalnya, ada saham A yang ditutup dengan harga Rp2.000 kemarin. Maka, hari ini batasan auto rejectnya adalah sebesar 25% dengan perhitungan kenaikan maksimal hari ini adalah Rp2.000 + (Rp2.000 x 25%) atau Rp2.500. Jika saham A melampaui harga Rp2.500 maka saham A akan terkena ARA dan tidak ada lagi order di antrean jual.

Auto Rejection Bawah (ARB)

ARB atau auto reject bawah merupakan kebalikan dari ARA. ARB merupakan batasan maksimum penurunan harga saham dalam sehari. ARB terjadi ketika harga saham turun secara signifikan.

Misalnya, pada hari sebelumnya saham B ditutup dengan harga Rp4.000. Batasan auto rejection yang berlaku sejak pandemi adalah sebesar 7%. Maka, penurunan harga saham B maksimal pada hari ini adalah Rp4.000 (Rp4.000 x 7%) = Rp3.720. Dengan demikian, jika saham B telah mencapai batas bawah di harga Rp3.720, maka saham B akan terkena ARB. Ciri saham tersebut terkena ARB adalah tidak ada lagi order di antrean beli.

Besaran Batasan Auto Reject

Merujuk pada data website Bursa Efek Indonesia, sesuai Keputusan Direksi Nomor Kep-00023/BEI/03-2020 persentase batasan auto reject yang berlaku antara lain sebagai berikut.

Itulah ulasan IDXChannel mengenai apa itu auto reject saham, ARA, dan ARB yang perlu Anda ketahui dalam berinvestasi saham. Ada baiknya untuk menghindari saham yang terkena ARA atau ARB bagi investor pemula yang belum terbiasa dengan perubahan harga saham yang cepat. Semoga bermanfaat!

Topik Menarik