Pertemuan The Fed Jadi Sorotan Investor, Akankah Meredam Volatilitas Pasar?
WASHINGTON, iNews.id - Pertemuan Bank Sentral Amerika Serikat atau Federal reserve (The Fed) menjadi sorotan investor khususnya pelaku pasar keuangan. Banyak yang memprediksi apakah kenaikan suku bunga The Fed mendesak dilakukan di saat industri perbankan menghadapi gejolak.
Mengutip https://www.reuters.com/business/finance/us-banks-face-scrutiny-fed-rate-decision-looms-2023-03-22/ para pelaku pasar terpecah menjadi dua. Ada yang memprediksi apakah bank sentral AS akan dipaksa untuk menghentikan siklus kenaikan suku bunga untuk mengendalikan inflasi, ada yang mendorong The Fed menahan laju suku bunga untuk meredam volatilitas pasar khususnya terhadap saham perbankan.
Pacific Western Bank (PACW.O), salah satu bank pemberi pinjaman regional yang terjebak dalam volatilitas pasar, mengatakan pada hari Rabu bahwa pihaknya telah mengumpulkan 1,4 miliar dolar AS dari perusahaan investasi Atlas SP Partners.
Saham bank, yang telah kehilangan hampir 47 persen nilainya sepanjang tahun ini, turun sekitar 9 persen pada awal perdagangan bahkan ketika mencoba meredakan kekhawatiran investor dengan mengatakan memiliki lebih dari 11,4 miliar dolar AS tunai pada 20 Maret 2022.
The Fed, yang menaikkan suku bunga tanpa henti untuk mengendalikan inflasi adalah salah satu faktor penyebab krisis sektor perbankan terbesar sejak krisis keuangan 2008, diperkirakan akan menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin, setengah dari pergerakan 50 bps yang diramalkan sebelum perombakan.
Untuk mengatasi masalah perbankan, Anda benar-benar harus kembali ke suku bunga yang sangat rendah dan saya rasa itu tidak akan terjadi. Apa yang akan Anda hadapi adalah Fed yang mungkin akan sedikit lebih fokus pada inflasi dan mereka akan menghadapi situasi perbankan yang muncul, kata Paul Nolte, penasihat kekayaan senior dan ahli strategi pasar di Murphy & Sylvest.
Sumber Reuters mengatakan skenario untuk meredam gejolak pada industri perbankan sedang dibahas ketika pemimpin The Fed berkumpul di Washington untuk pertemuan dua hari yang dijadwalkan mulai 22-23 Maret 2023.
Seperti diketahui, saham Silicon Valley Bank (SVB) tenggelam di bawah kerugian terkait obligasi akibat lonjakan suku bunga, CEO hedge fund Man Group (EMG.L), Luke Ellis, mengatakan gejolak belum berakhir dan memprediksi kegagalan bank lebih lanjut.
Runtuhnya SVB memulai 10 hari yang penuh gejolak bagi bank yang menyebabkan 3 miliar franc Swiss (3,2 miliar dolar AS) pengambilalihan yang direkayasa oleh Swiss atas Credit Suisse oleh saingannya UBS (UBSG.S).