Rupiah Menguat Jelang Rapat The Fed, Pengamat: Ekonomi Indonesia di Posisi Stabil

Rupiah Menguat Jelang Rapat The Fed, Pengamat: Ekonomi Indonesia di Posisi Stabil

Ekonomi | BuddyKu | Rabu, 22 Maret 2023 - 19:37
share

JAKARTA, iNews.id - Nilai tukar rupiah menguat 0,13 persen atau 20,24 poin ke level Rp15.264 terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada hari ini, Rabu (22/3/2023), di saat pasar yang sedang wait and see menunggu hasil rapat Federal Open Market Committee (FOMC) Bank Sentral AS atau Federal Reserve (The Fed) pada pekan ini.

Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede menilai hal ini terjadi karena terdapat penurunan ekspektasi publik terhadap tingkat kenaikan suku bunga The Fed. Pasalnya, pasar melihat the fed tidak akan menaikan suku bunga secara drastis pasca kondisi krisis perbankan yang menimpa Silicon Valley Bank dan Credit Suisse.

Terdapat ekspektasi bahwa the fed cenderung akan memperlambat (tone down) kenaikan suku bunga menjadi 25 basis poin (bps), hal ini turun bila dibandingkan ekspektasi sebelumnya yang memprediksi suku bunga akan naik hingga 50 bps, ujar Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede kepada MNC Portal Indonesia, Selasa (21/3/2023).

Josua mengatakan, pasar sudah memberi sinyal bahwa the fed tidak akan menaikan suku bunga secara agresif, yakni maksimal berada pada 5,25 persen dan cenderung akan mempertahankannya.

Selain karena krisis perbankan, Josua menilai tren inflasi AS yang mengalami penurunan menjadi salah satu alasan the fed tidak akan bergerak hawkish.

Sementara itu, Josua menilai Indonesia berada pada posisi yang stabil dengan mempertahankan suku bunga BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 5,75 persen.

Menurut dia, keputusan tersebut dilandasi oleh 2 pertimbangan, yakni tingkat inflasi dan nilai tukar. Pada pertimbangan pertama, tren inflasi di Indonesia sudah mengalami penurunan bila dibandingkan dengan September 2022 pasca penyesuaian harga bahan bakar minyak (BBM).

Inflasi inti memang masih di atas 3 persen, yakni 5,47 persen pada Februari 2023. Namun ekspektasinya inflasi akan kembali turun karena dampak dari kenaikan BBM biasanya hanya bertahan setahun. Oleh karena itu, dampaknya nanti diperkirakan bulan September tahun ini akan hilang dan kita sangat yakin inflasi akan di bawah 4 persen, ungkap Joshua.

Pertimbangan kedua adalah stabilitas nilai tukar. Joshua berharap ke depannya nilai rupiah akan relatif stabil. Khususnya pasca kebijakan Term Deposit Valuta Asing Devisa Hasil Ekspor (TD Valas DHE) yang berlaku efektif pada 1 Maret 2023.

Instrumen TD Valas DHE memfasilitasi penempatan DHE oleh eksportir di Bank Indonesia melalui bank yang ditunjuk (appointed bank) sesuai dengan mekanisme pasar yang bertujuan untuk mendorong serapan DHE guna mendukung stabilitas nilai tukar rupiah dan memperkuat perekonomian domestik.

Ini akan mendorong supply valas di dalam negeri, sehingga membatasi pelemahan Rupiah ke depannya. Jadi dengan adanya ekspektasi inflasi yang terkendali dan stabilitas nilai tukar, BI ke depannya diprediksi akan mempertahankan suku bunga, ungkap Joshua.

Topik Menarik