Prancis Tahan Lebih dari 300 Orang Pasca Kerusuhan Protes UU Reformasi Pensiun
PARIS Pihak berwenang Prancis telah menahan 310 orang setelah kerusuhan pecah pada demonstrasi spontan ribuan orang menentang rancangan undang-undang reformasi pensiun yang diloloskan pemerintahan Presiden Emmanuel Macron. Mobil-mobil dibakar dan polisi menembakkan gas air mata dalam selama protes yang berlangsung pada Kamis, (16/3/2023) malam.
"Oposisi itu sah, protes itu sah tapi tidak menyebabkan kekacauan," kata Menteri Dalam Negeri Gerard Darmain kepada radio RTL .
Diwartakan Reuters , kerusuhan itu mengingatkan pada protes Rompi Kuning yang meletus pada akhir 2018 karena harga bahan bakar yang tinggi dan memaksa Macron untuk membatalkan sebagian pajak karbon.
Undang-undang reformasi pensiun Macron ini menaikkan usia pensiun Prancis dua tahun menjadi 64 tahun, yang menurut pemerintah sangat penting untuk memastikan sistem tidak bangkrut.
Bank DKI Jalin Kerja Sama dengan KOPNUS untuk Dukung Inklusi Keuangan Pensiunan ASN, TNI, dan Polri
Di parlemen, anggota parlemen oposisi berjanji untuk mengajukan mosi tidak percaya terhadap pemerintah dan meminta Perdana Menteri Elisabeth Borne untuk mengundurkan diri. Namun, kecil kemungkinan oposisi yang terpecah dapat bersatu untuk menjatuhkan pemerintah.
Pemungutan suara di parlemen kemungkinan akan berlangsung selama akhir pekan atau Senin, (20/3/2023).
Serikat pekerja telah menyerukan hari pemogokan dan demonstrasi nasional yang baru pada Kamis, 23 Maret.