RI Cetak Surplus Neraca Dagang, Bagus atau Malah Bahaya?

RI Cetak Surplus Neraca Dagang, Bagus atau Malah Bahaya?

Ekonomi | BuddyKu | Jum'at, 17 Maret 2023 - 15:25
share

IDXChannel - Neraca perdagangan Indonesia kembali mencetak surplus pada Februari 2023 yang angkanya mencapai USD5,48 miliar. Angka tersebut didapatkan melalui selisih dari nilai ekspor yang mencapai USD21,4 miliar dan impor yang mencapai USD15,92 miliar.

Pencapaian ini merupakan rekor surplus 34 bulan berturut-turut.

Kepala Sekolah Ekspor, Handito Joewono mengingatkan pemerintah Indonesia untuk waspada. Pasalnya, dia melihat salah satu faktor yang menyebabkan surplus di neraca perdagangan Indonesia bisa terjadi karena arahan masif dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk menggunakan produk dalam negeri (PDN).

Namun penurunan impor bisa bersifat sementara, apalagi kalau produk dalam negeri tidak mampu mencukupi kebutuhan. Biasanya beras menjelang Ramadan akan impor dan sebagainya, ujar Handito dalam program Market Review IDX Channel, Jumat (17/3/2023).

Handito menambahkan, pemerintah harus fokus kepada ekosistem ekspor secara penuh untuk terus menjaga neraca perdagangan tetap surplus di kemudian hari. Menurutnya, pemerintah bisa memindahkan fokusnya dari komoditas ekspor utama, seperti sawit dan tambang, untuk mengembangkan komoditas lainnya, seperti non-migas.

Berdasarkan data BPS, komoditas non-migas menyumbang ekspor sebesar 94,45 persen dari total ekspor di Februari. Artinya, pemerintah bisa fokus untuk mengembangkan produk-produk turunan dari komoditas non-migas tersebut.

Arahan Presiden Jokowi sudah jelas, kemarin beliau minta untuk mengembangkan rumput laut jadi kolagen, ikan menjadi produk-produk yang tahan lama. Itu semua bisa menambah nilai ekspor kita dan menjaga keberlanjutannya, terang Handito.

Dengan demikian, Indonesia dinilai bisa mencari target pasar baru dengan pengembangan produk tersebut. Selama ini, Indonesia hanya fokus ke negara-negara tertentu karena produknya terbatas dan tidak sesuai dengan kebutuhan di negara lainnya.

Mumpung kita masih surplus, masih diuntungkan dari produk-produk utama, kita harus pakai kesempatan tersebut untuk mengembangkan komoditas lain untuk menciptakan keberlanjutan, pungkasnya

(FAY)

Topik Menarik