Asal Usul Suku Sangir Talaud, Sudah Ada Sejak Ribuan Tahun Sebelum Masehi

Asal Usul Suku Sangir Talaud, Sudah Ada Sejak Ribuan Tahun Sebelum Masehi

Ekonomi | BuddyKu | Sabtu, 4 Februari 2023 - 21:14
share

SUKU Sangir Talaud atau Sangihe Talaud komunitas suku yang mendiami pulau-pulau kecil antara Sulawesi dan Filipina. Suku ini diperkirakan sudah ada sejak ribuan tahun sebelum masehi.

Kajian antropologi kebudayaan menjelaskan orang Sangihe Talaud merupakan rumpun manusia berbahasa Melanesia yang berasal dari migrasi Asia pada 40 ribu tahun sebelum masehi.

Lalu kemudian muncul pula pada tiga ribu tahun sebelum masehi berasal dari Formosa yang berbahasa Austronesia.

Asal-usul keturunan Suku Sangihe Talaud merupakan keturunan bidadari dan keturunan raksasa, keturunan suku Filipina yang berasal dari Pulau Mindanao, dan keturunan Suku Ternate dan Bolaang Mongondow (Bolmon).

Orang Suku Talaud
(Foto: gurupendidikan.co.id)

Kehidupan transmigrasi masyarakat etnik Sangihe Talaud pada umumnya adalah bercocok tanam. Kegiatan bercocok tanam ini meningkat sangat pesat.

Kehidupan bercocok tanam yang pertama kali dikenal oleh masyarakat etnik Sanghie Talaud bernama Berhuma.

Berhuma adalah teknik bercocok tanam dengan cara membersihkan hutan dan menanam bibit yang akan ditanam.

Di samping itu selain bercocok tanam, warga juga sudah mulai memelihara hewan-hewan seperti babi dan sapi.

Konon katanya, menurut kepercayaan turun temurun, Pulau Sangihe Talaud tercipta dari air mata seorang bidadari. Seperti yang dijelaskan sebelumnya, dari bidadari inilah manusia Sangihe dilahirkan.

Dengan adanya kepercayaan bahwa yang mendiami pulau ini adalan keturunan raksasa, maka ada yang menyebut bahwa Suku Sangihe Talaud berisi adalah manusia yang disebut Suku Apapuhan dimana menjadi manusia pertama dalam legenda suku Sangihe yang pernah hidup di Pulau Sangihe.

Kepulauan Talaud

(Foto: Instagram/@papa.grafi)

Ciri fisik mereka tubuhnya pendek dan kerdil. Mereka menggunakan bahasa sendiri, yang sebagiannya sudah bercampur dengan bahasa yang dibawa dari Mindanao Selatan, yang merupakan bahasa Sangihe.

Selain itu, ada pula manusia dari Suku Angsuang. Di mana dicirikan sebagai manusia berbadan tinggi dan besar (raksasa). Cerita ini menjadi legenda yang tersebar turun-temurun di kampung yang berada di kaki Gunung Awu.

Topik Menarik