Program Nol Sampah Anorganik di Jogja Berhasil Tekan Volume hingga 20 Ton Per Hari

Program Nol Sampah Anorganik di Jogja Berhasil Tekan Volume hingga 20 Ton Per Hari

Ekonomi | BuddyKu | Minggu, 29 Januari 2023 - 20:04
share

YOGYAKARTA, iNews.id - Program nol persen sampah anorganik yang dibuang ke tempat pembuangan akhir (TPA) Piyungan, berhasil menekan produksi sampah di Kota Yogyakarta. Jika sebelumnya produksi sampah mencapai 250 ton per hari kini berkurang hingga 20 ton per hari

Rata-rata yang dibuang ke TPA Piyungan berkurang 20 ton per hari, kata Sekretaris Daerah Kota Yogyakarta Aman Yuriadijaya di Yogyakarta, Minggu (29/1/2023).

Meskipun volume sampah yang dibuang berkurang namun jumlah produksi sampah akan terus ditekan hingga tiga bulan atau sampai akhir Maret 2023. Harapannya nanti sampah yang dibuang bisa berkurang 40-50 ton per hari.

Sampah yang dibuang ke tPA, nantinya berupa sampah anorganik yang tidak lagi memiliki nilai ekonomi. Gerakan nol sampah anorganik mulai diberlakukan mulai bulan Januari.

Masyarakat diminta untuk mengelola dan memilah sampah sejak dari sumbernya. Sampah yang diizinkan dibuang ke depo atau TPS hanya sampah organik dan residu.

Sedangkan sampah anorganik dikelola secara mandiri oleh masyarakat atau dikelola bank sampah untuk dijual kepada pengepul atau pelapak.

Kami akan mengevaluasi secara keseluruhan pelaksanaan gerakan ini dalam waktu tiga bulan atau hingga akhir Maret, katanya.

Aman berharap gerakan tersebut akan mampu mengubah perilaku warga Kota Yogyakarta dalam mengelola sampah yang dihasilkan. Harapannya dalam tiga bulan ke depan, seluruh masyarakat memiliki kesadaran untuk mengelola sampah dan tidak asal membuang sampah.

Fasilitator Kelurahan Tegalpanggung Yogyakarta untuk pengelolaan sampah Eka Sulistyawati mengatakan, di kelurahan tersebut terdapat 16 bank sampah atau di seluruh RW sudah memiliki bank sampah. Sebanyak tiga bank sampah masih baru.

Bank sampah di kelurahan juga mengelola sampah anorganik yang banyak dianggap remeh seperti plastik kresek hingga kemasan sachet. Sampah anorganik disulap menjadi berbagai kerajinan seperti tikar, kostum hingga dompet. Sedangkan sampah organik juga diolah menjadi pupuk cair.

Gerakan nol sampah anorganik memiliki nilai yang sangat penting karena masyarakat menjadi semakin sadar untuk tidak membuang sampah sembarangan tetapi mengelola dan memilahnya.

Penggerobak juga semakin nyaman karena sampah yang dibawa sudah terpilah, katanya

Topik Menarik