Kinerja Menurun di Akhir 2022, Intip Sejarah Saham BKSW dan Laporan Keuangannya
IDXChannel Sejarah saham BKSW menarik untuk di ulas beserta laporan keuangan perseroan di akhir tahun 2022. PT Bank QNB Indonesia Tbk merupakan bagian dari QNB Group, bank terbesar di wilayah Timur Tengah dan Afrika.
Bank QNB mendapat izin sebagai bank umum oleh Menteri Keuangan Republik Indonesia pada tanggal 28 Oktober 1958. Pada tanggal 22 Februari 1996, Bank QNB menerima izin perbankan devisa dari Bank Indonesia. Kemudian pada tanggal 16 Agustus 1996 mendapat izin sebagai bank konsep bank Kas Negara dari Menteri Keuangan Republik Indonesia. Menurut anggaran dasar perusahaan, kegiatan usaha Bank QNB Indonesia adalah perbankan umum.
Pada tanggal 31 Oktober 2002, BKSW menerima pernyataan efektif dari BAPEPAM-LK tentang pencatatan saham BKSW kepada publik (IPO) sebanyak 78.800.000 saham dengan nilai nominal Rp250 dan harga penawaran Rp250 per saham dan terdiri dari 118.200.000 waran seri I.
Periode pemesanan dimulai dari tanggal 21 Mei 2003 sampai dengan tanggal 18 November 2005 dengan harga pemesanan Rp250 per saham. Saham dan waran Seri I telah dicatatkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 21 November 2002.
Laporan Keuangan BKSW
PT Bank QNB Indonesia Tbk. (BKSW) melaporkan rugi bersih tahunan sebesar Rp350,15 miliar pada kuartal ketiga 2022. Namun, kinerja tersebut turun 42% year-on-year. Merujuk pada laporan keuangan perseroan, Bank QNB mencatatkan kenaikan pendapatan bunga bersih (NII) sebesar 26% menjadi Rp341,54 miliar.
Beban bunga emiten BKSW juga turun 25% year-on-year menjadi Rp298,03 miliar. Ini mengimbangi pendapatan bunga yang sedikit menurun sebesar 4% year-on-year menjadi Rp639,58 miliar.
Meskipun surplus tahunan dapat ditingkatkan, perusahaan tidak dapat menghindari kerugian. Salah satu faktornya adalah rugi penurunan nilai aset keuangan yang meningkat 6% menjadi Rp563,24 miliar pada kuartal III 2022.
Sejak kuartal III 2022, rasio kredit bermasalah (NPL) BKSW mengalami penurunan baik gross maupun net. Itu melihat kredit macet turun 197 basis poin, sementara perputaran turun dari 3,78% menjadi 0,10 persen. Net interest margin (NIM) naik 78 basis poin menjadi 3,15%. Akibatnya, beban usaha sebagai persentase pendapatan usaha (BOPO) turun ke level 139,34%. (SNP)