Impor 350 Ribu Ton, Bulog Cek Harga hingga Kualitas Kedelai AS dan Brasil

Impor 350 Ribu Ton, Bulog Cek Harga hingga Kualitas Kedelai AS dan Brasil

Ekonomi | BuddyKu | Senin, 16 Januari 2023 - 20:26
share

JAKARTA - Perum Bulog mengklaim telah memperoleh komitmen kerjasama dengan Amerika Serikat (AS) terkait impor kedelai ke Indonesia. Hanya saja jumlah kedelai impor yang disuplai AS ke Tanah Air belum diketahui.

Direktur Utama Bulog, Budi Waseso mengatakan, kerjasama tersebut masih dalam tahap penjajakan. Di mana, Bulog harus mempertimbangkan harga hingga kualitas kedelai, sebelum diputuskan dikirim ke Indonesia.

Selain AS, Bulog juga sudah melakukan kontrak kerja sama dengan Brasil dan beberapa negara lainnya. Hanya saja, masih dalam tahap penjajakan.

"Sekarang kita jajaki, satu dari AS sendiri kita jajaki, dari Brasil kita jajaki, dari beberapa negara lah," ungkap Buwas usai rapat kerja dengan Kementerian Pertanian dan Komisi IV DPR RI di gedung Parlemen, Senin (16/1/2022).

Adapun total kedelai yang harus diimpor Bulog sebesar 350.000 ton. Jumlah tersebut diputuskan dalam rapat terbatas (ratas) antara Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan Menteri dan kepala lembaga terkait yang dilaksanakan pada November 2022 lalu.

Untuk berkontrak dengan AS, Buwas membantah bahwa kerja sama tersebut merupakan kelanjutan dari komitmen salah satu importir swasta dalam negeri dengan negara paman sam tersebut.

Tercatat, FKS Group sebagai salah satu importir yang berhasil mendatangkan 56.000 ton kedelai dari Amerika Serikat (AS). Komoditas itu tiba di Indonesia melalui Cigading, Cilegon, Banteng, pada Minggu (15/1/2023) kemarin.

Buwas menegaskan kontrak kerja sama Bulog dan pihak AS adalah inisiatif dan kemandirian perusahaan untuk mendapat kedelai, tanpa campur tangan swasta.

Bahkan, proses impor pangan dasar ini Buwas menolak menggandeng importir mana pun.

"Gak, kita beli sendiri, artinya kita mencari sendiri, kita gak mau kerja sama dengan importir yang ada, kan berarti kan kita tinggal ikut membeli dan kuta ikut meminta subsidi ke negara," ucapnya.

Topik Menarik