Stok Beras RI Ada 2,4 Juta Ton untuk 2023, Cukup?

Stok Beras RI Ada 2,4 Juta Ton untuk 2023, Cukup?

Ekonomi | BuddyKu | Rabu, 4 Januari 2023 - 10:44
share

JAKARTA - Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) terus memastikan stok beras di pasaran terus terjaga dengan harga yang stabil.

Salah satu upayanya, menambah stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP) dengan meningkatkan serapan Bulog.

Kepala NFA Arief Prasetyo Adi memproyeksikan pada tahun 2023 Bulog memiliki stok CBP untuk satu tahun sebesar 2,4 juta ton, dengan stok akhir tahun sebesar 1,2 juta ton.

"Proyeksi tersebut meningkat dibanding penyerapan tahun 2022, di mana sampai dengan 31 Desember 2022 angka serapan Bulog tercatat sebanyak 993 ribu ton," terang Arief dalam keterangan resminya, Rabu (3/1/2023).

Kemudian, dia juga menyampaikan bahwa saat ini pihaknya tengah mematangkan sejumlah strategi peningkatan serapan gabah dan beras untuk mengisi CBP pada panen raya Maret-April tahun ini.

Mengingat, pemerintah sudah memperingatkan bahwa kebijakan impor beras hanya boleh dilakukan maksimal Februari 2023.

Adapun strategi pertama adalah membenahi penyesuaian Harga Pembelian Pemerintah (HPP) untuk gabah dan beras.

Penyesuaian HPP melibatkan masukan banyak pihak agar menghasilkan keputusan yang tepat. Untuk itu, sejak Desember hingga memasuki Januari ini kita rutin lakukan pertemuan dengan para stakeholder perberasan nasional, diantaranya Kementan, BPS, perwakilan asosiasi seperti HKTI, Perpadi, Aslupama, serta perwakilan BUMN dan BUMD, papar Arief.

Asal tahu saja, saat ini HPP gabah dan beras masih mengacu kepada Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 24 Tahun 2020 yang menetapkan Gabah Kering Panen (GKP) di tingkat Petani Rp4.200 per kg, GKP di tingkat penggilingan Rp4.250 per kg, Gabah Kering Giling (GKG) di tingkat penggilingan Rp5.250 per kg, dan Beras Medium di Gudang Bulog Rp8.300 per kg.

Kata Arief, acuan harga tersebut tengah direview untuk diperbaharui, mengingat saat ini biaya peroduksi dan ongkos transportasi telah mengalami kenaikan maka diperlukan penyesuaian.

"Dengan HPP yang baru diharapkan penyerapan oleh Bulog bisa lebih optimal, karena petani dan penggilingan mendapatkan harga yang lebih baik, pungkasnya.

Topik Menarik