Sudahi Kisruh Beras, Badan Pangan dan Kementan Sepakat Gunakan Data BPS

Sudahi Kisruh Beras, Badan Pangan dan Kementan Sepakat Gunakan Data BPS

Ekonomi | BuddyKu | Kamis, 8 Desember 2022 - 10:17
share

JAKARTA Badan Pangan Nasional bersama Kementerian Pertanian (Kementan) dan Badan Pusat Statistik (BPS) telah melakukan sinkronisasi data dan sepakat menggunakan satu data beras dari BPS. Keputusan itu untuk memastikan dan menjaga akurasi arah kebijakan beras di akhir tahun ini dan 2023 mendatang.

Kepala Badan Pangan Arief Prasetyo Adi mengatakan, sinkronisasi dan penggunaan satu data beras tersebut menghasilkan sejumlah kesepakatan. Di antaranya penggunaan satu data BPS terkait produksi beras, kebutuhan beras rumah tangga, dan luar rumah tangga.

Selanjutnya, kesepakatan tersebut disampaikan dalam perhitungan surplus dan defisit produksi beras nasional di tahun 2022, mengingat proyeksi surplus atau defisit beras akan sangat menentukan mitigasi dan arah kebijakan di penghujung tahun ini.

Berdasarkan data BPS amatan Januari-Oktober 2022, proyeksi produksi beras di November dan Desember sejumlah 3,2 juta ton, dengan rata-rata konsumsi beras sekitar 2,5 juta ton per bulan, sehingga di akhir tahun kita akan surplus 1,7 juta ton, ujarnya Arief dalam rapat bersama Komisi IV DPR, dikutip Kamis (7/12/2022).

Arief mengatakan, terkait angka produksi tersebut Badan Pangan bersama Kementan telah sepakat menggunakan satu data BPS. Sebab, saat rapat dengan DPR beberapa waktu lalu (28/11/2022) terdapat perbedaan angka produksi, Kementan menggunakan amatan Januari-September 2022 sedangkan Badan Pangan menggunakan data Januari-Oktober 2022.

Selain itu, koordinasi sinkronisasi data kebutuhan beras pada 28 November itu juga telah berhasil menyepakati penghitungan konsumsi beras di November dan Desember, karena sebelumnya terdapat perbedaan data kebutuhan beras antara prognosa Badan Pangan dengan BPS yang muncul karena perbedaan data jumlah penduduk yang digunakan dalam perhitungan.

Untuk data konsumsi beras kita sepakat di November dan Desember masing-masing 2,53 juta ton per bulan, jelas Arief.

Lebih lanjut, Arief mengatakan, secara umum penghitungan produksi beras disepakati menggunakan Kerangka Sample Area (KSA) dari BPS yang akan diupdate setiap bulan. Sedangkan, untuk variabel Kebutuhan Beras Rumah Tangga dihitung berdasarkan data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2022, dan untuk Kebutuhan Beras Luar Rumah Tangga dihitung berdasarkan data perkiraan jumlah penduduk per kabupaten/kota yang dihitung BPS.

Arief menambahkan, untuk selanjutnya akan dibentuk Tim Satu Data Beras, yang bertugas menjamin diperolehnya satu data kebutuhan beras. Tim merencanakan metode perhitungan Prognosa Neraca Pangan 2023 agar diperoleh data yang sama, tandas Arief.

(uka)

Topik Menarik