Disetujui 500.000 Ton, Dirut Bulog: Impor Beras Paling 200.000 Ton

Disetujui 500.000 Ton, Dirut Bulog: Impor Beras Paling 200.000 Ton

Ekonomi | BuddyKu | Rabu, 7 Desember 2022 - 21:08
share

JAKARTA Impor beras medium hingga akhir Desember 2022 hanya mencapai 200.000 ton. Impor beras masih di bawah target yang telah ditetapkan dalam rapat koordinasi terbatas (rakortas) sebesar 500.000 ton.

Direktur Utama Bulog Budi Waseso menjelaskan, negara-negara sebagai produsen beras sudah melakukan pembatasan. Bahkan Buwas menyebut ada negara yang membatalkan impor yang sudah disepakati sebelumnya.

Karena itu, dia pesimis bila serapan 500.000 ton beras impor akan terealisasi sepenuhnya hingga akhir tahun ini.

"Yang diputuskan dalam rakortas itu 500.000 ton harusnya sampai Desember ini, kita mendatangkan 500.000 ton, tapi sangat tidak mungkin, jadi yang paling mungkin dengan segala upaya daya paling hebatnya 200.000 ton," ungkap Buwas saat ditemui di gedung DPR RI, Rabu (7/12/2022).

Akibat pembatas negara produsen beras pada bulan ini, maka opsi impor kemungkinan dilanjutkan pada awal tahun 2023. Hanya saja, Bulog melihat situasi atau masa panen di dalam negeri.

Artinya, bila periodesasi panen mulai dilakukan pada awal Januari-Februari 2023, maka sisa stok beras yang diimpor tak lagi dilanjutkan. Sebaliknya, bila panen berlaku pada Maret, maka impor beras untuk memenuhi target 500.000 ton tetap dilakukan.

"Sisanya kita lihat situasi, kalau Januari, Februari belum ada panen, situasinya memerlukan itu harus disuplai dari luar, gak ada masalah. BPS Maret (panen), data BPS dong, gak bisa ngarang-ngarang, toh kalau kita impor Januari-Februari lah, gitu loh. Itu tambahan sesuai keputusan rakortas," ucap dia.

Impor 500.000 ton diputuskan setelah serapan beras dalam negeri tidak lagi tersedia. Sementara, Bulog harus menyediakan kebutuhan komoditas primer bagi masyarakat untuk jangka waktu tertentu.

BUMN Pangan itu ditugaskan menyerap 1,2 juta ton beras. Hanya saja serapan dalam negeri tidak mencukupi karena sejumlah permasalahan.

"Kita upayakan dalam negeri, karena cadangan kita akhir tanpa supply masuk penyerapan itu hanya tinggal 300.000 itu sangat rawan. Karena kita ditugaskan minimal, kalau 300.000 berarti kurang 700.000 kan. Nah kalau 700.000 itu umpama bisa dapat 500.000 di dalam, masih ada sisa 200.000, untuk memenuhi itu. Jadi 200.000 haru kita datangkan," tutur Buwas.

Topik Menarik