Permintaan Meningkat SUN Energy Optimis Pengguna PLTS Tumbuh Pesat

Permintaan Meningkat SUN Energy Optimis Pengguna PLTS Tumbuh Pesat

Ekonomi | BuddyKu | Rabu, 30 November 2022 - 23:07
share

Pemerintah memiliki target bauran energi terbarukan sebesar 23 persen di 2025 serta nol emisi karbon di 2060. Dengan potensi posisi Indonesia yang terletak di garis khatulistiwa, energi surya menjadi salah satu energi baru terbarukan (EBT) yang paling memungkinkan dipasang dengan cepat dan mudah hingga skala residensial.

Sebagai salah satu jenis EBT, minat akan pemanfaatan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) saat ini terus bertumbuh. Selain bentuk tanggung jawab pengguna terhadap lingkungan, pemakaian PLTS mampu memberikan penghematan biaya operasional listrik kepada tiap pengguna, bergantung pada kapasitas yang digunakan. Pengembangan teknologi pada sistem energi surya yang berbasis teknologi IoT membuat para pelanggan dapat memonitor dari jarak jauh performa sistem yang dipasang di masing-masing bangunan.

SUN Energy melihat, dampak lingkungan dan sosial yang meningkat dari pemanfaatan energi surya ini seperti potensi pengurangan emisi karbon hingga terbukanya lapangan kerja hijau. Ke depannya, SUN Energy berharap dapat mengakselerasi proses transisi energi di Indonesia dengan sistem dan teknologi yang mutakhir, kata Group Head of Marketing SUN Energy Anggita Pradipta, dalam keterangan yang diterima redaksi, Rabu (30/11).

Berdiri sejak enam tahun lalu, lanjut Anggita, SUN Energy mengawali bisnis di Indonesia dengan melistriki daerah terpencil menggunakan energi terbarukan dengan sistem off-grid . Agar bisnis terus berkembang secara berkelanjutan, SUN Energy menawarkan solusi sistem energi surya terintegrasi bagi pelanggan di sektor komersial dan industri di Indonesia.

Anggita melanjutkan, melihat kapabilitas perusahaan serta potensi energi surya di negara lain, SUN Energy melebarkan sayap hingga kawasan Asia-Pasifik, seperti Australia, Thailand, dan Taiwan. Hingga saat ini, SUN Energy mengamankan proyek hingga 280 MWp dan menjadi satu-satunya pemain industri energi surya Indonesia yang go internasional.

Lebih dari 100 pelanggan SUN Energy dari berbagai sektor, mulai dari sektor pendidikan (Institut Teknologi Sumatera, Institut Teknologi Malang, Universitas HKBP Malang, Universitas Negeri Manado, Universitas Tanjungpura Pontianak, Universitas Diponegoro, Institut Teknologi Bandung), sektor komersial (QBIG Mall BSD, Shell, sektor industri (Astra Honda Motor, Astra Daihatsu Motor, Widodo Makmur Perkasa, Djarum, Sidomuncul, KIA Ceramic), hingga sektor pertambangan (Berau Coal, Sinar Mas Mining) dan beberapa sektor penting lainnya.

Melalui energy monitoring room SUN Energy yang berada di Jakarta dan terbuka untuk umum, kita bisa melihat seluruh performa sistem PLTS yang tersebar di berbagai negara. Model bisnis SUN Energy memungkinkan para pelanggan untuk memiliki sistem energi surya tanpa biaya, mulai dari survei, analisa struktur, pembelian material, instalasi, perizinan, hingga pemeliharaan. Dengan model bisnis ini, para pelanggan memiliki peluang optimasi biaya operasional hingga 30 persen setiap bulannya, ucapnya.

Melalui aplikasi SUNterra yang bisa diunduh di Google Play Store dan App Store, para pelanggan juga bisa memonitor performa sistem energi surya yang dipasang di atapnya. Sejak berdiri akhir 2020, SUNterra telah mencatatkan proyek hingga 2,5 MWp. Seperti SUN Energy, SUNterra juga hadir memberikan pelayanan end-to-end yang juga didukung dengan kehadiran teknologi untuk menyempurnakan pelayanannya, kata Chief of Sales SUN Energy Oky Gunawan.

Para pelanggan SUNterra terdiri dari pelanggan residensial, ruko, sekolah, gudang, dan gedung perkantoran seperti Alfamart, HSBC, Bussan Auto Finance, dan Kopi Kenangan. Dari pemasangan sistem PLTS, para pelanggan bisa mendapatkan penghematan biaya listrik sekitar 30-60 persen setiap bulannya, tergantung dari kapasitas sistem PLTS yang dipasang serta konsumsi listrik rata-rata harian. Sejak awal November 2022, SUNterra menawarkan program berlangganan bagi pelanggan dengan biaya yang sangat terjangkau, mulai dari Rp 200.000, tambah Oky.

Topik Menarik