Serangan Siber Ancam Dunia Industri

Serangan Siber Ancam Dunia Industri

Ekonomi | koran-jakarta.com | Kamis, 6 Oktober 2022 - 06:00
share

JAKARTA - Banyaknya serangan siber dalam beberapa bulan terakhir menjadi ancaman berbagai sektor industri. Apabila tak segera ditanggulangi, ancaman siber dapat menyebabkan kerugian finansial berkelanjutan. Ke depan, lanskap keamanan siber semakin menantang.

Dalam beberapa bulan terakhir, sejumlah pelanggaran dan kebocoran data besar telah terjadi di Indonesia. Data Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) memperkirakan 714.170.967 serangan siber akan terjadi di Tanah Air sepanjang 2022. Karena itu, peningkatan kemampuan keamanan siber harus menjadi prioritas utama bagi pemerintah dan semua pelaku industri.

Urgensi ini juga ditunjukkan dalam laporan INTERPOL pada 2021 yang menyatakan malware financial cell atau serangan siber terkait layanan keuangan di Indonesia meningkat sekitar 60 persen. Laporan itu juga menyebutkan bahwa Indonesia memiliki jumlah kasus ransomware tertinggi dengan 1,3 juta kasus. Ini jelas merupakan sesuatu yang harus ditingkatkan, terutama dengan penetrasi internet negara yang mencapai 64 persen tahun lalu.

Regional Director, Southeast Asia, Menlo Security-Spesialis keamanan cloud, CK Mah mengatakan, hampir semua orang Indonesia melakukan transaksi melalui internet, dari handphone, laptop, dan lainnya. Hal itu memerlukan infrastruktur baik untuk menjaga transaksi secara online dengan aman.

"Serangan dan Ancaman siber terus meningkat. Contohnya, Menlo Security menemukan terjadinya peningkatan serangan siber dari Rusia ke bank-bank di Asia tidak lama setelah konflik geopolitik terjadi. Hal itu semakin meningkatkan urgensi keamanan siber, terlebih aktivitas perusahaan banyak terjadi di cloud," ujar CK Mah dalam diskusi terkait serangan siber di Jakarta, Rabu (5/10).

Executive Director, Indonesia Block-Chain Society, James Falahuddin, menuturkan, dalam dua tahun terakhir, terdapat pergeseran besar di dunia IT. Dalam konteks siber, sebelumnya peraturan perusahaan berfokus kepada perimeter siber internal. Lalu, ketika berpindah bekerja dari rumah, memperluas perimeter siber tersebut.

"Meluasnya perimeter siber tersebut menimbulkan tantangan besar bagi industri. Banyak yang gagap dan tidak dapat mengikuti perkembangan ancaman siber yang baru bermunculan. Hal itu memperlihatkan di dalam keamanan siber sisi teknis dan non-teknis memiliki peran yang penting," jelasnya.

Tingkatkan Pemahaman

Ricky Aji, Sandiman Muda Badan Direktorat Keamanan Siber & Sandi Industri, BSSN menjelaskan pelaku ancaman siber sudah melakukan pergeseran dari menyerang infrastuktur siber menjadi menyerang langsung end-user atau pengguna. Terutama pengguna yang kurang memiliki wawasan keamanan siber. Maka dari itu penting untuk meningkatkan wawasan keamanan siber bagi masyarakat.

"Pain points dalam mengungkap serangan siber adalah atribusi. Maka sangat jarang untuk dibawa ke pengadilan. Karena memang sulit untuk menemukan siapa yang melakukan dan di mana dia melakukannya. Karena itu proses atribusi ini tidak mudah dan cukup memakan waktu,"paparnya.

Adapun keamanan siber dapat membantu mempertahankan dan menjaga loyalitas pelanggan sekaligus menunjukkan komitmen perusahaan dalam menjaga privasi data dan mengantisipasi ancaman siber di masa depan.

Topik Menarik