Horee Harga Pertamax Turun Jadi Rp 13 900 Per Liter

Horee Harga Pertamax Turun Jadi Rp 13 900 Per Liter

Ekonomi | BuddyKu | Sabtu, 1 Oktober 2022 - 14:13
share

Pertamina Patra Niaga, Subholding Commercial & Trading PT Pertamina (Persero) kembali melakukan penyesuaian harga jualBBM non subsidi, yakni Pertamax, Pertamax Turbo, Dexlite, dan Perta Dex.

Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, Irto Ginting mengatakan, harga BBM non subsidi akan terus disesuaikan mengikuti tren harga rata-rata publikasi minyak yakni Mean of Platts Singapore (MOPS) atau Argus.

Evaluasi dan penyesuaian harga untuk BBM non subsidi akan terus kami lakukan secara berkala setiap bulannya, ujarnya dalam keterangannya, Sabtu (1/10).

Berdasarkan perhitungan, kata dia, pada periode September lalu untuk produk Gasoline (bensin) yakni Pertamax Series mengalami penurunan harga, sedangkan untuk produk Gasoil (diesel) Dexlite dan Perta Dex penyesuaiannya naik harga. Seluruh penyesuaian harga berlaku mulai tanggal 1 Oktober 2022.

Untuk Pertamax Turbo (RON 98) turun jadi Rp 14.950 per liter dari sebelumnya Rp 15.900. Lalu untuk Pertamax (RON 92) menjadi Rp 13.900 per liter dari sebelumnya Rp 14.500.

Sedangkan untuk Dexlite (CN 51) harganya naik dari Rp 17.100 per liter menjadi Rp 17.800. Dan Perta Dex (CN 53) harganya naik dari Rp 17.400 per liter menjadi Rp 18.100.

Harga ini berlaku untuk provinsi dengan besaran pajak bahan bakar kendaraan bermotor (PBBKB) sebesar 5 persen seperti di wilayah DKI Jakarta.

Seluruh harga baru ini sudah sesuai dengan penetapan harga yang diatur dalam Kepmen ESDM No. 62/K/12/MEM/2020 tentang formulasi harga JBU atau BBM non subsidi. Pertamina juga terus berkomitmen untuk menyediakan produk dengan kualitas yang terjamin dengan harga yang kompetitif diseluruh wilayah Indonesia, lanjut Irto.

Mengenai adanya perbedaan penyesuaian harga pada produk Pertamax Series dan Dex Series, Irto menjelaskan, hal ini diakibatkan oleh kondisi energi global, salah satunya adalah geopolitik di Eropa Timur. Kondisi ini menyebabkan tingginya permintaan produk bahan bakar gas di seluruh dunia, dan salah satu substitusi produk bahan bakar gas adalah bahan bakar diesel yang harganya mengacu kepada MOPS Kerosene.

MOPS Kerosene ini menjadi acuan harga untuk bahan baku produk diesel. Tingginya permintaan dan terbatasnya bahan baku membuat harganya menjadi tetap tinggi, meskipun harga minyak dunia trennya menurun, tukasnya.

Topik Menarik