Gegara BBM Subsidi Elektabilitas Melorot Banteng Woles Aja Tuh

Gegara BBM Subsidi Elektabilitas Melorot Banteng Woles Aja Tuh

Ekonomi | BuddyKu | Minggu, 25 September 2022 - 08:14
share

Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) sama sekali tak pusing elektabilitasnya turun akibat kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi. Naik turunnya elektabilitas menjadi bagian dari dinamika politik nasional.

Jangan diberi tafsiran tunggal dan sesaat. hasil survei yang naik turun kami pandang sebagai bagian dinamika perpolitikan nasional, ujar politisi senior PDIP Hendrawan Supratikno kepada Rakyat Merdeka , kemarin.

Pernyataan ini merupakan reaksi atas survei terkini Charta Politika Indonesia, yang merilis survei elektabilitas partai politik pasca kebijakan Pemerintah menaikkan harga BBM subsidi. Hasilnya, elektabilitas PDIP turun dari angka 24,1 persen, menjadi 21,4 persen.

Anggota Komisi XI DPR ini menyebut, fluktuasi atau naik turunnya elektabilitas partai menuju Pemilu 2024 berdasarkan hasil lembaga survei akan terus terjadi mengikuti dinamika politik nasional.

Misalnya, ketika terjadi kebijakan tidak populis seperti menaikkan harga BBM. Padahal, kebijakan yang diputuskan Presiden Jokowi itu bertujuan baik mengalokasikan subsidi BBM ke sektor lain. Misalnya bantuan sosial (bansos).

Menurutnya, PDIP siap menjadi partai yang menjawab tantangan bangsa kedepan yang semakin kompleks. Pasalnya, dibutuhkan energi ideologis yang segar dan tidak mudah larut dalam zona kenyamanan. Intinya, kebijakan yang keluar dari partai, pastinya berbasis kesejahteraan rakyat.

Kami terus mengingatkan kader agar bekerja lebih keras, melayani lebih ikhlas dan mencari solusi persoalan lebih cerdas, ungkapnya.

Banteng juga menganggap biasa saja terhadap parpol yang tampil mengkritisi Pemerintah menaikkan harga BBM subsidi.

Menurutnya, posisi seluruh parpol saat ini tengah berlomba dalam kontestasi untuk memberi solusi nyata dan menjawab harapan masyarakat.

Hendrawan meyakini, partainya akan konsisten berada di papan atas bursa parpol, karena kerja partai berbasis kebutuhan rakyat. Artinya, formula kebijakan partai diciptakan berbasis kebutuhan Wong Cilik. Angka-angka masih akan terus bergerak, pungkasnya.

Sebelumnya, Direktur eksekutif Charta Politika Indonesia Yunarto Wijaya menganalisa, kebijakan Pemerintah menaikkan harga BBM berimbas kepada menurunnya elektabilitas PDIP. Sekalipun masih nangkring di papan atas, partai ini menurun angka elektabilitasnya.

PDIP dari 24,1 persen, menjadi 21,4 persen. Turun 2,7 per sen, ujar Yunarto, saat menyampaikan rilis secara daring, Jumat (22/9).

Sebelum kebijakan kenaikan harga BBM, suara PDIP cenderung stabil, imbuhnya.

Yunarto menjelaskan, menurunnya suara PDIP ini karena berbanding lurus dengan performa atau tingkat kesukaan publik terhadap Pemerintah.

Ihwal ini, lebih dari 50 persen responden tidak setuju dengan kenaikan harga BBM. Sontak, elektabilitas PDIP ikut terbawa turun.

Ketika kepercayaan publik terhadap Pemerintah menurun, partai yang terasosiasi Presiden akan mengalami hal sama, ungkapnya.

Survei Charta Politika ini dilakukan dengan metode wawancara tatap muka dan metode sampling dengan jumlah sampel 1.229 dan margin of error 2.82 persen.

Survei dilakukan pada periode 6-13 september 2022, dengan wilayah survei seluruh kelurahan atau desa. Kriteria responden minimal berusia 17 tahun atau sudah memenuhi syarat pemilihan.

Topik Menarik