Atasi Krisis Pangan Dunia Lewat Program Petani Milenial

Atasi Krisis Pangan Dunia Lewat Program Petani Milenial

Ekonomi | BuddyKu | Jum'at, 23 September 2022 - 11:54
share

GenPI.co Jabar - Program petani milenial yang dicanangkan Pemerintah Provinsi Jawa Barat berhasil mewujudkan kemandirian pangan.

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil yang menyebut program petani milenial gelombang I telah mewisuda 1.249 petani pada Maret 2022.

Pada gelombang II nanti, dia menyebut sudah ada lebih dari 20 ribu orang yang siap bergabung dalam program petani milenial.

"Meskipun tinggal di desa tapi bisa mendapatkan rezeki kota dan bisnis mendunia," ujar Ridwan Kamil dalam keterangan tertulisnya, dikutip Kamis (22/9).

Dunia yang sedang krisis pangan, energi, dan finansial ini, lanjut Ridwan Kamil diperlukan sebuah program yang kuat.

Maka dari itu, hadir petani milenial yang sangat cocok dilakukan di Indonesia karena tanahnya cukup subur.

Namun, dia mengakui petani milenial ini hadir atas kekhawatiran masih sedikitnya orang yang mau menggarap ladang.

Maka dar itu, dengan hadirnya petani milenial diharapkan krisis pangan bisa teratasi dan generasi muda mau kembali ke ladang.

Salah organisasi perangkat daerah (OPD) yang ikut berpartisipasi pada program ini adalah Dinas Kehutan Provinsi Jawa Barat.

Budidaya yang dikembangkan, yakni lebah madu dan jamur kayu dengan animo sangat tinggi dari kalangan milenial.

Hal tersebut terlihat dari jumlah pendaftar yang mencapai 753 orang dari 516 petani milenial yang ditargetkan Dinas Kehutanan.

Plt Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Barat Dodit Ardian Pancapana mengungkapkan, ada peran teknologi digital terhadap animo tinggi masyarakat.

"Pada tahun 2021, sebanyak 98 orang daftar secara online maupun offline. Semuanya sudah mengikuti inagurasi pada Maret 2022 lalu. Sedangkan tahun 2022 ini, sebanyak 102 petmil dinyatakan lulus namun belum dilakukan inagurasi," kata Dodit.

Dia menambahkan, program petani milenial lebah madu dan jamur kayu sudah mulai digulirkan pada November 2021.

Rencananya, Dishut bakal mengembangkan akses penjualan produk para petani milenial dengan menggelar event Pasar Leuweung.

"Event Pasar Leweung atau pasar hutan ini, kami jadikan sebagai atraksi wisata yang bisa menyedot pengunjung. Rencananya, kami gelar satu bulan sekali. Sehingga, orang dari luar daerah, seperti Jakarta dan kota besar lainnya, bisa membeli produk hasil hutan ini langsung dari petani milenial," kata Dodit.

Melalui event Pasar Leweung ini juga, pastinya dibutuhkan peningkatan kualitas produk, peningkatan SDM dan dukungan pembiayaan.

"Tiga poin yang harus ditingkatkan, yakni petani milenial, penyuluh, dan peran offtaker," jelas Dodit. (mar5/jpnn)

Simak video pilihan redaksi berikut ini:

Topik Menarik