Ternyata Bjorka Beli Data di Dark Web, Bukan Hasil Meretas Sendiri: Nih Buktinya!
Koordinator Forum Keamanan Siber dan Informasi (FORMASI) Gildas Deograt Lumy menyebut Bjorka bukanlah orang yang meretas 1,3 miliar data SIM Card.
Ia mengatakan, 1,3 miliar data kartu SIM yang dibocorkan Bjorka itu bukan hasil kerja kerasnya meretas sendiri. Akan tetapi, Bjorka membeli data tersebut di pasar gelap internet atau dark web yang menjual beragam data-data hasil peretasan.
"Untuk kasus yang 1,3 miliar data, dia (Bjorka) juga beli dari yang lain, Saya sudah menelusuri itu," ujar Gildas dikutip dari Podcast Deddy Corbuzier, Rabu (14/9/2022).
Lebih lanjut dia menjelaskan, biasanya orang yang meretas data tidak akan membongkarnya kepada publik, tetapi menjualnya di dark web . Itu pun menurutnya, antara yang meretas dan menjual adalah orang yang berbeda.
"Kalau kita lihat bisnis model ekosistem di dark web memang secara umum bukan peretasnya yang menjual. Jadi, yang menemukan celah keamanan ada orang lain, yang mengeksploitas orang lain, kemudian yang menjual orang lain," ungkapnya.
Dia pun kemudian menjelaskan ekosistem dark web . Menurutnya, di dark web berisi penjahat, penegak hukum, dan para penggiat keamanan siber yang sedang melakukan investigasi.
"Jadi dark web itu jika kita lihat internet itu seperti gunung es, nah dark web itu ujungnya paling bawah gunung es. Isinya 99 persen itu penjahat atau aparat penegak hukum atau kami yang melakukan investigasi atau riset terkait dengan siber security ," terang Gildas.
Sebelumnya, hacker Bjorka membuat heboh dunia maya Indonesia. Ia menjual 1,3 miliar data kartu SIM di forum online "Breached Forums" pada 31 Agustus 2022.
Dalam unggahannya di Breached Forums, Bjorka mengeklaim memiliki file terkompres sebesar 18 GB, yang berisi data-data kartu SIM dari pelanggan Indonesia.
Bjorka menyebut 1,3 miliar data kartu SIM terdiri dari beberapa jenis data pelanggan, seperti data nomor telepon, nomor KTP (NIK), informasi nama operator seluler, serta tanggal registrasi nomor telepon.
Oleh Bjorka, data kartu SIM dijual Rp 745 juta (50.000 dollar AS) dengan metode pembayaran menggunakan mata uang kripto Bitcoin atau Ethereum.










