Ekspor Produk Kosmetik dan Alat Kesehatan Tumbuh Positif, Kemendag: Event Pameran Harus Terus Digenjot

Ekspor Produk Kosmetik dan Alat Kesehatan Tumbuh Positif, Kemendag: Event Pameran Harus Terus Digenjot

Ekonomi | BuddyKu | Selasa, 23 Agustus 2022 - 09:36
share

Ekspor produk kosmetik dan alat kesehatan mengalami pertumbuhan positif pada semester I 2022. Ekspor kosmetik tumbuh 18% dibandingkan tahun 2021 lalu dan setiap tahun pertumbuhan rata-rata mencapai 3,4%.

Direktur Pengembangan Ekspor Jasa dan Produk Kreatif Kementerian Perdagangan (Kemendag) , Miftah Farid mengatakan secara nasional pertumbuhan ekspor produk kosmetik baru mencapai 3,4%, sedangkan alat kesehatan mengalami peningkatan 14%.

"Tren kenaikan ini sudah berlangsung selama 5 tahun terakhir," kata Miftah kepada wartawan secara daring pada presss conference I ndo Beauty & K Beauty Ekspo, Indo Health Care Expo 2022, Senin (23/8/2022) sore.

Menurutnya, momentum ini perlu dijaga dengan menyelenggarakan berbagai event pameran. Terlebih, saat ini event expo sudah mendapatkan izin dari pemerintah sehingga bisa dilakukan secara offline .

"Pameran fisik sudah bisa dilakukan. Tentu banyak keuntungannya sehingga para buyer bisa melihat langsung produk untuk dibeli," ungkapnya.

Miftah mengungkapkan permintaan kosmetik Tanah Air mencapai USD70 miliar selama 2021. Ke depan, diprediksi pertumbuhan kosmetik dan farmasi halal akan tumbuh sekitar 7,4 persen. Kemendag juga menilai dua produk ekspor nonmigas ini sangat menjanjikan sehingga berkontribusi terhadap pendapatan negara. "Menurut saya sektor ini sangat menjanjikan," tegasnya.

Indonesia sendiri menempati peringkat ke-9 dengan kinerja terbaik dalam mengembangkan industri kosmetik dan farmasi. Meskipun demikian, posisi ini masih di bawah Malaysia dan Singapura.

Kemendag juga mendorong produk kosmetik Indonesia memiliki sertifikat halal. Hal ini sesuai dengan instruksi Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang menargetkan Indonesia menjadi pusat industri halal pada 2030 mendatang. "Khusus untuk sertifikat halal pertumbuhannya baru 6,7%," ujarnya.

Miftah mengaku optimis dengan bonus demografi, Indonesia berpeluang meningkatkan ekspor guna memenuhi permintaan domestik dan global. "Harapannya, dengan adanya event ini kedua produk tersebut akan menjadi tuan rumah di negeri sendiri dan berkontribusi langsung terhadap ekspor nonmigas," ungkapnya.

Adapun, Chief Executive Officer Krista Exhibitions, Daud D Salim menjelaskan pihaknya kembali menyelenggarakan pameran Indo Beauty Expo-K Beauty Expo Indonesia dan Indo Health Care & INA Shop Expo 2022 pada 25-27 Agustus 2022 di Jakarta International Expo (JIEXPO), Kemayoran, Jakarta.

Pameran ini terselenggara atas kerja sama beberapa asosiasi seperti Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) , Perhimpunan Perusahaan dan Asosiasi Kosmetika(PPAK), Gabungan Perusahaan Alat-Alat Kesehatan dan Laboratorium (Gakeslab), GabunganPengusaha Jamu dan Obat Tradisional Indonesia (GP Jamu). Selain itu, pameran ini jugamendapatkan dukungan dari pemerintah pusat seperti Kementerian Perdagangan Republik Indonesia, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Kementerian Perindustrian, dan Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah.

Pameran yang diselenggarakan selama tiga hari ini akan diikuti oleh 120 perusahaandengan 30 perusahaan di antaranya adalah para UMKM. Para peserta yang bergabungmenampilkan berbagai kategori produk dan peralatan di bidang kecantikan dan kesehatan secara global. Mulai dari perawatan kulit, make up , perawatan rambut, spa & wellness, farmasi& kedokteran, pengobatan tradisional, berbagai mesin produksi dan pengemasan produk, hingga estetika.

"Pameran ini sudah ke-12 kalinya digelar secara offline sehingga para pengunjung dapat bertemu secara langsung B2B dan mencari solusi terkait kebutuhan bisnis," katanya.

Pameran ini juga akan diselenggarakan bersamaan dengan INA Shop Expo 2022 yaitu Pameran Internasional yang telah diselenggarakan ke-5 kalinya untuk Peralatan & Teknologi Ritel. Salim menambahkan bahwa melalui pameran ini diharapkan mampu mendorong tumbuhnya sektor industri kecantikan.

"Kami menargetkan dapatmenghadirkan 5.000 pengunjung selama tiga hari yang dapat menikmati beragam programmenarik. Salah satunya, demo halal produk dan seminar oleh PPAK dan Kemendag," ungkapnya.

Seperti diketahui, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) , produk kosmetik termasuk dalam sektor industri kimia, farmasi, dan obat tradisional tumbuh 9,61% pada tahun lalu.Kebutuhan Industri Kosmetik pun terus meningkat, BPOM mencatat peningkatan hal initerlihat dari meningkatnya jumlah perusahaan Industri Kosmetik yang tahun lalu berjumlah 819 industri menjadi 913 industri (Juli 2022) atau meningkat 20,6%, peningkatan di dominasi oleh UKM (83%).

"Maka diharapkan melalui pameran ini dapat turut mendukung pertumbuhan lagi di tahun 2022 dan menjadi ajang promosi bagi pemain baru di industri kosmetik ini," pungkasnya.

Topik Menarik