Tekanan Resesi Global Meningkat, Indonesia Optimistis Bertahan

Tekanan Resesi Global Meningkat, Indonesia Optimistis Bertahan

Ekonomi | BuddyKu | Sabtu, 6 Agustus 2022 - 09:31
share

JAKARTA, iNews.id - Indonesia optimistis mampu bertahan di tengah tekanan resesi global yang meningkat. Pasalnya, ekonomi Indonesia masih bertumbuh meskipun inflasi melonjak.

Demikian rangkuman dari MNC Forum LXV (ke-65) yang mengangkat tema Indonesia Economic Outlook 2022-2023 & Corporate Business Update, pada Kamis (04/08/2022). Acara yang diselenggrakan secara virtual itu dihadiri lebih dari 1.100 manager dan up MNC Group.

MNC Forum LXV menghadirkan nara sumber Wakil Menteri Keuangan, Suahasil Nazara, Executive Chairman MNC Group, Hary Tanoesoedibjo, serta Head of Macro Economic & Financial Policies at Prospera, Anton Hermanto Gunawan.

Terima kasih kepada Wakil Menteri Keuangan Pak Suahasil Nazara telah menjadi pembicara dengan topic Indonesian Future Economic Outlook. Pak Suahasil luar biasa. Jelas sekali perspektif yang disampaikan baik yang terkini maupun tahun depan. Kita lihat sekarang ini beberapa negara di dunia sudah mulai goyang, ujar Hary Tanoesoedibjo, dalam keterangan yang dikutip Jumat (05/08/2022).

Hary optimistis dengan ekonomi Indonesia. Pasalnya, Indonesia memilikikekuatan pada resources dan domestik ekonomi yang cukup resilient.

Saya menyimpulkan ekonomi Indonesia masih bertahan dengan baik, ada pertumbuhan. Ini memberikan optimisme bagi kita semua, kata Hary Tanoesoedibjo.

Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara menjelaskan saat ini pemulihan ekonomi memberi tantangan baru bagi banyak negara termasuk Indonesia. Jika setahun lalu negara-negara menghadapi risiko akibat pandemi, sekarang bergeser menjadi risiko tekanan ekonomi global karena ada tekanan inflasi akibat banyak faktor, seperti kurangnya suplai dan perang.

Ini double pressure sehingga banyak negara mengambil sikap dengan menaikkan suku bunga. Tapi ketika kebijakan moneter ketat, maka akan terjadi turbulensi. Ekonomi negara yang tidak mampu akan goyah. Apalagi kalau tekanan inflasi global berkepanjangan sehingga ekonomi melemah. Saat ini ekonomi AS tumbuh negatif, Tiongkok sudah 0,4%, padahal selama ini double digit, ungkap Suahasil.

Situasi yang saat ini terjadi, menyebabkan harga komoditas naik atau turun secara cepat seperti harga gas, batu bara, minyak dunia, CPO, gandum, kedelai, dan lainnya. Belum lagi tekanan inflasi di AS akan memaksa The Fed menaikkan suku bunga. Kenaikan suku bunga diperkirakan akan menimbulkan turbulensi.

Topik Menarik