Hati-hati Publikasi Data Pribadi di Media Sosial, Bisa Jadi Modal Penipu di Dunia Digital

Hati-hati Publikasi Data Pribadi di Media Sosial, Bisa Jadi Modal Penipu di Dunia Digital

Ekonomi | BuddyKu | Kamis, 4 Agustus 2022 - 23:32
share

Teknologi informasi berkembang secara masif. Perubahan gaya hidup menjadi serba digital menawarkan kemudahan dan kepraktisan dalam beraktivitas. Di sisi lain, tingginya aktivitas digital juga membuka potensi buruk, seperti pencurian dan penipuan. Sehingga masyarakat perlu mewaspadai modus-modus baru yang muncul seiring perkembangan teknologi.

Modus atau caranya semakin hari makin banyak, kata Founder-Komisaris Lenere Business Suite, Eko Prasetyo saat webinar Makin Cakap Digital 2022 untuk kelompok masyarakat di wilayah Kabupaten Kediri, Jawa Timur, pada Rabu (3/8/2022).

Baca Juga: Jawara di Asia Tenggara, Indonesia Sumbang 40% Pangsa Ekonomi Digital ASEAN

Sekarang ini pelaku kejahatan memanfaatkan kemajuan teknologi untuk melakukan aksinya. Teknik pengelabuan atau pencurian data misalnya, pelaku melihat foto-foto yang korban publikasikan di media sosial. Dari sini data pribadi seperti alamat rumah, nama, tanggal lahir, dan lain sebagainya. Kemudian, Eko melanjutkan, pelaku bisamengumpulkan data-data lainnya dan diolah sehingga mendapatkan data pribadi seutuhnya.

Di sisi lain, pelaku juga bisa melakukan Scam. Penipu beraksi melalui telepon, email, messaging, dan lain sebagainya. Tujuan pada umumnya untuk mendapatkan uang dari pada korban.

Secara lingkup perjalanan memang panjang, tapi proses diolah perlahan-lahan dan cukup berbahaya. Sangat disarankan untuk berhati-hati ketika mau melakukan publikasi, kata Eko.

Baca Juga: Ada yang Lebih Penting dari Rumah Sehat, Anies Baswedan Harus Simak!

Pengguna internet di Indonesia pada tahun 2021 mengalami peningkatan, We Are Social mencatat kini pengguna internet di Indonesia mencapai 202,6 juta pengguna, di mana sebanyak 170 juta penggunanya menggunakan media sosial.

Dapat dikatakan pengguna internet mencapai 61.8% dari total populasi Indonesia.

Menurut Survei Literasi Digital di Indonesia pada tahun 2021, Indeks atau skor Literasi Digital di Indonesia berada pada angka 3,49 dari skala 1-5. Skor tersebut menunjukkan bahwa tingkat literasi digital di Indonesia masih berada dalam kategori Sedang.

Baca Juga: Bharada E Bisa "Menebus Dosa" Soal Kematian Brigadir J, Caranya Pilih Opsi Ini!

Sebagai respons untuk menanggapi perkembangan TIK ini, Kementerian Komunikasi dan Informatika RI bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi melakukan kolaborasi dan mencanangkan program Indonesia Makin Cakap Digital. Program ini didasarkan pada empat pilar utama literasi digital yakni Kemampuan Digital, Etika Digital, Budaya Digital, dan Keamanan Digital. Melalui program ini, 50 juta masyarakat ditargetkan akan mendapat literasi digital pada tahun 2024.

Webinar #MakinCakapDigital 2022 untuk kelompok masyarakat di wilayah Kabupaten Kediri, Jawa Timur merupakan bagian dari sosialisasi Gerakan Nasional Literasi Digital yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerja sama dengan Siber Kreasi. Kali ini hadir pembicara-pembicara yang ahli dibidangnya untuk berbagi terkait budaya digital antara lain Founder-Komisaris Lenere Business Suite, Eko Prasetyo. Kemudian Dosen, Praktisi Digital Parenting, RTIK Indonesia, Ismaili, M.Pd, serta Dosen Departemen Ilmu Komunikasi Universitas Indonesia, Dr. Reny Yuliati, S.I.Kom., M.Si.

Baca Juga: Terobosan Rumah Sehat, Kebijakan Anies Baswedan "Seperti yang Sudah-sudah"

Untuk informasi lebih lanjut mengenai program Makin Cakap Digital 2022 hubungi info.literasidigital.id dan cari tahu lewat akun media sosial Siberkreasi.

Topik Menarik