Gencar Ekspansi, Penjualan Autopedia (ASLC) Tumbuh Hingga 73 Persen

Gencar Ekspansi, Penjualan Autopedia (ASLC) Tumbuh Hingga 73 Persen

Ekonomi | BuddyKu | Rabu, 27 Juli 2022 - 19:40
share

IDXChannel - PT Autopedia Sukses Lestari Tbk (ASLC) berhasil mencatatkan penjualan sebesar Rp159,5 miliar di sepanjang Semester I-2022 lalu. Capaian tersebut melonjak hingga 73 persen dibanding raihan penjualan pada periode sama tahun sebelumnya.

Secara volume, pertumbuhan juga nampak jelas dengan pertumbuhan sebesar 63 persen secara kuartalan (quarter on quarter/QoQ), dari 217 unit pada triwulan I-2022 menjadi 353 unit pada triwulan II-2022.

Melambungnya kinerja penjualan tersebut diklaim sebagai buah dari strategi perusahaan yang gencar melakukan ekspansi dalam beberapa waktu terakhir. Salah satunya dengan membuka delapan titik baru untuk layanan diler mobil bekas O2O (online-to-offline) dengan merek Caroline pada triwulan II-2022.

Dengan penambahan itu, maka jumlah titik layanan Caroline sudah betumbuh menjadi 16 titik selama Semester I-2022.

"Perseroan masih menargetkan adanya penambahan 20 titik layanan baru untuk bisnis diler mobil bekas hingga akhir tahun ini," tulis manajemen dalam keterangan resminya, Rabu (27/7/2022).

Sementara, untuk bisnis lelang kendaraan bekas, penjualan selama Semester I2022 masih mengalami penurunan sekitar 27 persen secara tahunan. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor eksternal yang berdampak terhadap sektor pembiayaan (financing), yang merupakan salah satu sumber utama pasokan kendaraan bekas.

Sektor pembiayaan sangat terpukul oleh pandemi pada tahun 2020-2021 sehingga terpaksa mengurangi pencairan pinjaman pembelian kendaraan mereka kepada konsumen secara signifikan. Akibatnya, jumlah kendaraan tarikan (sitaan) berkurang selama beberapa tahun kemudian.

Selanjutnya, penjual ritel mobil bekas juga memperpanjang masa pemakaian mobil mereka sehingga menunda penjualan mobil melalui lelang. Hal itu terjadi karena pasokan kendaraan baru terhambat oleh kelangkaan microchips yang masih berlanjut hingga triwulan II-2022.

Selain itu, sejalan dengan ekspansi bisnis O2O, beban operasi penjualan Perseroan pada Semester I-2022 meningkat 18 persen secara tahunan, dari Rp58,4 miliar pada Semester I-2021 menjadi Rp69,2 miliar pada periode sama tahun ini. Akibatnya, ASLC mencatatkan rugi bersih Rp2 miliar dibandingkan laba bersih Rp16,4 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Meski demikian, Perseroan tetap fokus untuk memastikan bahwa semua bisnis yang telah dan akan dijajaki mempunyai trading margin yang positif dan model bisnis yang berkelanjutan, serta berharap akan adanya pemulihan yang cepat untuk bisnis lelang di Triwulan III-2022.

Presiden Direktur ASLC, Jany Candra, mengatakan dari peningkatan penjualan mobil bekas yang signifikan tersebut dapat dilihat bahwa ekspansi yang dilakukan Perseroan telah membuahkan hasil.

"Karena itu kita optimis, Perseroan akan terus membukukan kinerja yang semakin baik di masa mendatang, ujar Jany, dalam keterangan resmi tersebut.

Ditambahkannya, ASLC berharap penjualan Perseroan akan meningkat semakin pesat, seiring kebijakan pemerintah untuk membatasi pengguna bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi jenis pertalite dan solar.

Kalau mobil dengan kapasitas mesin (cc) besar dilarang menggunakan pertalite dan solar, otomatis mobil-mobil dengan kapasitas mesin (cc) kecil akan lebih diminati karena bisa menggunakan bahan bakar yang lebih murah, tutur Jany.

Sementara, sampai dengan akhir Juni 2022, Perseroan telah merealisasikan rencana penggunaan dana hasil penawaran umum perdana saham (Initial Public Offering/IPO) sebanyak 47,9 persen atau Rp312,7 miliar dari total Rp652,6 miliar (termasuk biaya emisi sejumlah Rp13,7 miliar) dana segar yang diraih melalui IPO pada Januari tahun ini.

Dana hasil IPO tersebut digunakan untuk membiayai usaha baru perseroan berupa perdagangan eceran mobil yaitu bisnis diler mobil bekas Caroline dan membayar utang ke perusahaan induk.

Rincian penggunaan dana hasil IPO hingga Juni 2022 setelah dikurangkan dengan biaya emisi sebesar Rp13,7 miliar adalah sebagai berikut, untuk modal kerja usaha baru diler mobil bekas sebesar Rp74 miliar dan sebanyak Rp225 miliar digunakan untuk membayar utang ke perusahaan induk. (TSA)

Topik Menarik