Kurs Hari Ini: Sentimen The Fed Makin Menguat, Rupiah Dibuka Lesu Nyaris Rp15.000 per USD

Kurs Hari Ini: Sentimen The Fed Makin Menguat, Rupiah Dibuka Lesu Nyaris Rp15.000 per USD

Ekonomi | BuddyKu | Selasa, 12 Juli 2022 - 10:21
share

JAKARTA - Nilai tukar atau kurs Rupiah dibuka melemah di level Rp14.991 perdolar Amerika Serikat (AS) menurut pantauan perdagangan via Bloomberg , Selasa, 12 Juli 2022, seiring dengan sentimen bank sentral negeri Paman Sam (The Federal Reserve/The Fed) yang semakin menguat di tengah kekhawatiran inflasi.

Setelah pada perdagangan di hari sebelumnya nilai kurs Rupiah ditutup di level Rp14.975 perdolar AS, perdagangan dibuka dengan pelemahan nilai tukar sebanyak 16 basis poin.

Sementara itu, pada pantauan pukul 09.35 WIB, rupiah bergerak melemah sebanyak 8 basis poin dari harga pembukaan ke level Rp14.999 perdolar AS.

Kepala Divisi Riset dan Analisis PT Monex Investindo Futures (MIFX) mengatakan, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS berpotensi melemah pada hari ini karena adanya bayang-bayang kekhawatiran pasar terhadap inflasi dan potensi kenaikan suku bunga The Fed.

Pasar berekspetasi bahwa The Fed akan kembali menaikkan suku bunga acuannya sebesar 75 basis poin pada bulan Juli dan 50 basis poin pada bulan September.

Menurut Ariston, tekanan inflasi yang masih tinggi dan situasi ketenagakerjaan di AS semakin mendorong ekspetasi tersebut.

Data inflasi konsumen AS bulan Juni yang akan dirilis hari Kamis ini diekspetasikan akan mencetak rekor tertinggi baru dalam 49 tahun, 8,8%. Agresivitas The Fed dalam menaikkan suku bunga ini melebihi bank sentral lainnya dan mendorong penguatan dolar AS, ucap Ariston kepada TrenAsia, Selasa, 12 Juli 2022.

Meningkatnya kekhawatiran pasar terhadap inflasi dan resesi pun dinilai Ariston menjadi dua faktor yang mendorong para pelaku pasar untuk memborong aset aman atau safe haven seperti dolar AS sehingga nilai tukarnya pun semakin menguat.

Sementara itu, dunia dihadapkan pada krisis kenaikan harga energi dan pangan karena perang yang terjadi sehingga daya beli masyarakat pun terkikis dan menekan pertumbuhan ekonomi.

Di Indonesia sendiri, inflasi terus menaik meski negara sudah memberikan subsidi energi yang besar. Lama kelamaan, masayarakat bisa mengurangi konsumsi yang bisa menghambat laju pertumbuhan ekonomi dalam negeri, kata Ariston.

Menurut Ariston, rupiah berpotensi melemah ke kisaran Rp15.050 perdolar AS sementara area support -nya berada di kisaran Rp14.970 perdolar AS.

Pengamat Pasar Valas Rully Nova pun menyampaikan hal senada terkait sentimen The Fed dan inflasi yang berpengaruh terhadap nilai tukar rupiah.

Menurut Rully, untuk ke depannya, pergerakan rupiah masih akan dipengaruhi oleh rencana kenaikan suku bunga The Fed dan bayang-bayang resesi serta inflasi global.

Selain itu, rupiah juga dihadapkan pada risiko ketahanan fiskal akibat membengkaknya subsidi bahan bakar minyak ( BBM ), kata Rully kepada TrenAsia, Senin malam, 12 Juli 2022.

Topik Menarik