Penjelasan BNI soal Hoaks Kredit Tanpa Jaminan

Penjelasan BNI soal Hoaks Kredit Tanpa Jaminan

Ekonomi | BuddyKu | Sabtu, 2 Juli 2022 - 14:46
share

JAKARTA, iNew.id - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI memberikan penjelasan terkait dengan kabar bohong atau hoaks soal penyaluran kredit tanpa agunan yang membuat resah nasabah.

Corporate Secretary BNI Mucharom mengatakan, BNI merupakan perusahaan milik pemerintah yang menjalankan bisnis di dalam koridor dan pengawasan pemerintah sekaligus Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Karena itu, penyaluran kredit ke pihak mana pun pasti melewati proses legal, termasuk persyaratan agunan yang sesuai dengan nilai fasilitas pinjaman.

Selain itu, audit internal dan eksternal BNI terus berjalan secara reguler untuk mencegah berbagai tindak fraud yang dapat merugikan perusahaan sebagai penjaga aset negara.

Terkait debitor BNI asal Sumatra Selatan (Sumsel) berinisial BG, yang telah bermitra sejak 2017, pemberian kredit sudah dipastikan memiliki jaminan agunan dan sesuai dengan ketentuan. Bahkan, fasilitas kredit debitor tersebut dalam kondisi lancar.

Kami dapat pastikan semua proses legal dalam penyaluran kredit kami sesuai dengan koridor yang berlaku. Kami harap tidak ada lagi pihak mana pun yang sengaja mengumbar hoaks, yang membuat masyarakat resah demi mencari keuntungan semata, kata dia, dalam keterangannya, Sabtu (2/7/2022).

Sementara mengenai pembiayaan batu bara, Mucharom menuturkan, penyaluran kredit oleh BNI dilakukan secara konservatif dengan memperhatikan semua ketentuan dari kementerian dan lembaga berwenang. Saat ini, menurutnya, kredit pertambangan dari rupiah dan mata uang asing BNI, termasuk per kuartal I 2022 hanya 3,23 persen dari total keseluruhan kredit BNI.

Langkah penyaluran kredit pertambangan pun diikuti komitmen pembiayaan hijau atau green banking dengan kredit BNI untuk sektor energi baru dan terbarukan telah mencapai Rp10,3 triliun.

Kami juga telah menyalurkan pembiayaan untuk penanganan polusi mencapai Rp6,8 triliun, serta segmen pengelolaan air dan air limbah senilai Rp23,3 triliun, ujarnya.

Topik Menarik